Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) pada kuartal pertama 2015, diprediksi mengalami penurunan 2 persen.
Penjualan turun menjadi 6,07 juta dari pencapaian periode 2014 sebesar 6,17 juta ton. Hal ini, lebih disebabkan faktor cuaca hujan yang menyebabkan penundaan pembangunan di berbagai daerah.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto mengatakan, biasanya kuartal pertama setiap tahun memang penjualan sedikit melemah dibandingkan periode yang lain. Namun, pada tiga bulan pertama 2015 kondisinya memang tidak terlalu mendukung untuk penjualan semen.
"Melemahnya memang agak parah karena faktor cuaca, komoditas lemah, kontruksi juga lemah, infrastruktur belum bergerak signifikan. Kami Februari penjualan minus 2 persen, sampai Maret saya perkirakan masih akan minus, mungkin sekitar itu (2 persen)," tutur Agung, Jakarta, akhir pekan ini.
Walaupun penjualan kuartal pertama 2015 yang diprediksi tidak cemerlang. Agung menilai, periode tersebut tidak bisa dijadikan gambaran sepanjang tahun ini, karena penjualan akan meningkat pada kuartal III 2015 seiring berbagai pembangunan mulai berjalan secara maksimal dan faktor cuaca yang mendukung.
"Kuartal kedua membaik lagi dan paling baik itu di kuartal ke tiga," ucapnya.
Sementara itu mengenai penurunan harga semen perseroan per zak sebesar Rp 3.000 yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, kata Agung, tidak berdampak ke penjualan semen yang meningkat. Sebab, ketika seseorang membeli semen maka akan membangun proyek, tapi jika proyeknya tidak ada maka tidak akan membeli semen.
"Kalau orang beli semen kan, tidak untuk disimpan tetapi untuk dipakai. Kalau disimpan kena air kan mengeras semen itu, semen berbeda dengan kebutuhan sehari-hari yang bisa disimpan dan digunakan setiap hari," tuturnya.
Untuk diketahui, sepanjang tahun ini PT Semen Indonesia yang kini pimpin oleh Suparni menargetkan penjualan tumbuh 6 persen sampai 7 persen. Angka tersebut, lebih kecil dibandingkan periode 2014 yang tumbuh 20 persen.
Berdasarkan target tersebut, maka perseroan akan memperoleh pendapatan 2015 sekitar Rp 27,7 triliun sampai Rp 28,2 triliun. Dimana, pendapatan perseroan pada 2014 diperkiran mencapai Rp 25,9 triliun, atau naik 20 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 21,6 triliun.