TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Resource Studies Marwan Batubara setuju dengan rencana kenaikan harga elpiji 12 kg. Pasalnya PT Pertamina (persero) sebagai distributor elpiji tidak boleh rugi dalam berbisnis.
Marwan memaparkan bahwa kenaikan harga elpiji 12 kg memang dibebankan untuk masyarakat mampu. Jika subsidi yang dikurangi untuk elpiji 12 kg tidak tepat sasaran, Marwan melihat akan bertambah orang miskin di Indonesia.
"Kalau sampai Pertamina rugi gara-gara mensubsidi orang mampu dan tidak ada setoran ke APBN karena rugi, maka orang miskin bisa banyak bertambah," ujar Marwan di Jakarta, Minggu (5/4/2015).
Dengan adanya rencana kenaikan harga elpiji 12 kg, Marwan menilai tepat pemerintah melakukan distribusi elpiji 3 kg secara tertutup. Jika tidak maka masyarakat banyak yang beralih ke elpiji milik Pertamina berwarna hijau tersebut.
"Saya kira soal diam-diam distribusi elpiji 3kg itu bisa saja supaya tidak menjadi isu politik yang membuat kisruh," ungkap Marwan.
Marwan menambahkan, dengan adanya kenaikan harga elpiji 12 kg Pertamina tidak boleh merugi. Karena hal itu tertuang dalam UU BUMN, bahwa semua perusahaan plat merah tidak boleh rugi menjalankan bisnisnya.
"Kita harus mempertimbangkan bahwa pertamina itu harus tunduk kepada UU BUMN yang tidak boleh rugi," kata Marwan.
Sebelumnua diketahui harga elpiji 12 kg naik dikisaran Rp6.300 sampai Rp8.000 per tabung. Harga elpiji 12 kg per tabung untuk wilayah Jakarta menjadi Rp141.000 dari yang semula Rp134.700 per tabung.