News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prediksi Lanskap Bisnis di 2025, Penggunaan AI Makin Mendominasi Berbagai Industri

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi AI. Ketika sistem AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, pembicaraan akan berfokus pada penggunaan AI yang bertanggung jawab.

TRIBUNNEWS.COM -- Setelah terjadi berbagai perubahan signifikan dalam setahun terakhir yang terutama dipicu oleh perkembangan AI Generatif, banyak perusahaan meninjau kembali model-model operasional mereka agar bisa tetap kompetitif.

Ketika AI terus mendominasi di berbagai industri, dampak AI bahkan diperkirakan akan melampaui teknologi cloud dan internet.

Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, mengatakan, dalam satu tahun terakhir, lanskap bisnis telah mengalami transformasi yang signifikan. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk meninjau kembali model-model operasional mereka.

Salah satu pendorong utamanya adalah kehadiran AI Generatif, yang telah mendominasi dunia bisnis dan memengaruhi pembaruan strategi, laporan keuangan, dan hampir semua bentuk komunikasi dari pejabat perusahaan.

Baca juga: Ini Sederet Manfaat Generative AI untuk Bantu Akselerasi Proses Bisnis 

Dengan dampak berskala masif seperti saat ini, signifikansi AI mungkin akan melampaui cloud dan bahkan internet sebagai teknologi disruptif. Hal ini menimbulkan dampak yang besar terhadap cara berbagai bisnis menghadapi isu-isu seperti kesenjangan keterampilan (skill gap) yang saat ini terjadi, serta situasi keberlanjutan dan keamanan mereka.

Berikut adalah enam tren utama yang menentukan lanskap bisnis Indonesia di tahun 2025.

1. AI terus menjadi pusat perhatian, tetapi bukan tanpa koreksi realitas yang tegas.

Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi tema dominan di dunia bisnis selana lebih dari satu tahun. Tekanan untuk pengadopsian AI terus terjadi dan hampir semua perusahaan dalam Cisco 2024 AI Readiness Index 2024 melaporkan bahwa urgensi untuk mengimplementasikan solusi AI terus meningkat selama setahun terakhir.

Ketika perusahaan-perusahaan mulai mengadopsi AI, banyak diantara mereka menyadari bahwa memanfaatkan AI tidak semudah yang dibayangkan. Hanya 19 persen perusahaan di Indonesia yang siap sepenuhnya mengoptimalkan potensi AI, ketika mereka memahami dengan jelas apa saja yang dibutuhkan agar implementasi AI bisa berhasil. Meskipun AI merupakan investasi yang diprioritaskan, banyak perusahaan yang mengatakan bahwa hasil dari investasi ini tidak sesuai dengan harapan mereka.

Tantangan utamanya tetap pada kesiapan infrastruktur, di mana terdapat kesenjangan diantaranya dalam hal komputasi, kinerja jaringan pusat data, dan keamanan siber. Hanya 34% perusahaan memiliki GPU yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan AI saat ini dan di masa depan, serta hanya sekitar setengahnya (49%) memiliki kemampuan untuk melindungi data dalam model-model AI dengan enkripsi menyeluruh, audit keamanan, pemantauan yang terus-menerus, dan respons yang cepat terhadap ancaman.

Ketika perusahaan-perusahaan mempertimbangkan keputusan untuk membangun atau membeli solusi AI, mereka sebaiknya melakukan modernisasi pusat data dan memanfaatkan infrastruktur AI plug-and-play yang bisa dikembangkan seiring dengan kebutuhan mereka tanpa menambah kerumitan. AI PODS Cisco, misalnya, menawarkan tingkatan infrastruktur  yang disesuaikan dengan penggunaan AI tertentu melalui integrasi komputasi, jaringan, penyimpanan, dan manajemen cloud. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan memiliki langkah awal yang fleksibel yang dapat dengan mudah diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik mereka.

2. Ketika AI menjadi lebih mudah diakses dan ada di mana-mana, pagar pembatas dan tata kelola data akan menjadi area fokus utama.

Ketika sistem AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, pembicaraan akan berfokus pada penggunaan AI yang bertanggung jawab, kepatuhan, perlindungan data, dan undang-undang anti-diskriminasi serta standar kualitas AI.

Kolaborasi antara pemerintah dan swasta akan menjadi sangat penting untuk menetapkan standar dan peraturan dasar yang mendorong inovasi dan meningkatkan keamanan AI. Para pemimpin global akan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menerapkan kerangka kerja yang meningkatkan akuntabilitas sistem AI dan mengatasi persoalan etika dan misinformasi yang timbul dari penggunaan AI, tanpa menghambat inovasi. Perusahaan-perusahaan perlu mengadopsi kerangka kerja AI yang bertanggung jawab, melakukan penilaian privasi secara teratur, dan mengembangkan serta menerapkan rencana manajemen insiden yang kuat untuk memastikan agar penggunaan AI dilakukan secara bijaksana.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini