Jadi rekan Singapura
Mita mengingatkan agar tidak membayangkan turbin buatan T-Files bisa menghasilkan listrik yang mampu mengoperasikan alat elektronik skala berat. “Listrik dari turbin ini hanya digunakan untuk menyalakan lampu saja,” kata dia.
Mita bilang, melalui T-Files, setidaknya masyarakat bisa menikmati listrik dengan penerangan lampu. Nah, penerangan ini bisa digunakan untuk kapal bersandar di malam hari. Masyarakat di pelosok pun bisa menyelenggarakan pasar malam yang bisa meningkatkan roda ekonominya.
Ia melanjutkan, T-Files telah mengalami banyak pengembangan. Kala dibuat pada 2005, turbin ini hanya mampu menghasilkan daya sebesar 500 watt. Namun, daya itu kian meningkat. Kini, turbin bertenaga arus laut ini bisa menghasilkan listrik berdaya 10 kVa.
Harga jual turbin ini sama dengan solar sel. Namun, biaya memproduksi listrik dari turbin memang belum bisa menyaingi pembangkit yang menggunakan batubara. “Turbin lebih pas sebagai perintis untuk pulau yang tak punya listrik,” ujar dia.
Setiap kilowatt listrik yang diproduksi turbin dijual seharga US$ 40.000 per kW. Mita bilang, tiap klien biasanya membeli turbin dengan daya 10 kW. Turbin berkapasitas itu bisa menghasilkan listrik untuk dua desa.
Mita mengaku bisnis turbin T-Files memang menguntungkan. Perusahaannya sudah mengerjakan beberapa proyek pengadaan turbin. Selain di Pantai Mutiara, turbin T-Files digunakan di Jembatan Suramadu serta Nusa Penida, Bali.
Namun, untuk mengembangkan T-Files, Mita masih butuh investasi. Sementara, kenaikan harga jual turbin bukan jalan keluar yang bijaksana. “Sayang kalau harga jual mahal dan jarang yang beli, rakyat tidak bisa menikmati listrik,” ucap Mita.
Mita dan rekan-rekan pun menambah lini bisnisnya dengan menerima orderan jasa yang berkaitan dengan engineering atau teknik. Sejauh ini, perusahaannya kerap diminta untuk mendesain produk, tempat, bahkan membuat bor untuk minyak. “Logika klien, kalau bikin turbin saja bisa, pasti hal-hal lain juga mampu,” ujarnya.
Nah, keuntungan dari proyek tersebut digunakan untuk mengembangkan T-Files. Di samping itu, sejak tahun lalu Mita resmi jadi rekan bisnis SMRT Singapura. SMRT merupakan perusahaan transportasi publik di negara Singa itu. Tahun ini, T-Files akan bekerja sama dengan SMRT dalam satu proyek transportasi di Bandung.
Panen penghargaan dan jabatan
Kerja keras Nurana Indah Paramita dalam membesarkan T-Files berbuah manis. Tak cuma meraup untung, Mita juga menjawab keinginan masyarakat di pulau terpencil menikmati pasokan listrik. Ia juga mengembangkan potensi kelautan yang memang semakin gencar dilakukan di negara ini.
Tak hanya itu, perempuan yang berulang tahun setiap 4 April ini menuai banyak penghargaan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Inovasi dalam bidang teknologi yang dilakukan Mita dan rekan-rekannya pertama kali dilirik Jepang. Enam tahun silam, T-Files memenangkan peringkat kedua dalam ajang Business Plan Contest School of Internet (SOI).
Mita dan tim juga pernah menjadi runner up Global Entrepreneur Obama serta memenangkan penghargaan Global Initiative through Science and Technology (GIST) Amerika Serikat pada 2012. Penghargaan ini mengantarkan Mita ke negeri Paman Sam. Ia bahkan mendapat kesempatan belajar bisnis di Silicon Valley.