TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meminta para nasabah untuk lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi perbankan melalui layanan Internet Banking.
Corporate Secretary BRI, Budi Satria menuturkan pesatnya teknologi informasi perbankan juga diikuti oleh semakin canggihnya kejahatan dunia maya. Salah satu praktik kejahatan yang dilakukan adalah pencurian sandi dan nomor rahasia kartu kredit dengan teknik phishing.
"Biasanya ditujukan kepada pengguna internet banking dengan cara peniruan tampilan web," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (22/4/2015).
Menurut Budi, melalui phishing pelaku bisa memunculkan tampilan web yang seolah-olah sama. Sehingga setelah user melakukan login, kemudian muncul halaman yang bertuliskan "additional verification” atau permintaan untuk melakukan verifikasi tambahan dengan meminta nomor token sebelum muncul halaman utama Internet Banking.
“Pada tahap tersebut, nasabah perlu berhati-hati. Jangan melanjutkan transaksi apabila muncul kolom permintaan "additional verification" atau muncul halaman yang tidak seperti biasanya,” ujar Budi.
Saat ini, BRI sedang melakukan penelusuran terkait munculnya layar permintaan “additional verification” serta perubahan tampilan yang tidak resmi pada web Internet Banking. Untuk menjamin keamanan serta kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, BRI juga telah menggandeng Kepolisian RI untuk menangani kasus-kasus cyber crime yang menimpa nasabah BRI.
“Kami juga sampaikan ke nasabah agar menghubungi call BRI di 14017 apabila ada yang kurang jelas mengenai berbagai produk atau layanan yang diberikan BRI,” pungkas Budi.