TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Merdeka Copper Gold Tbk. (Merdeka), perusahaan tambang mineral Indonesia, menggelar Paparan Publik (Public Expose) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan pada pertengahan Juni 2015.
Merdeka merupakan perusahaan tambang mineral pertama di Indonesia yang belum berproduksi yang berkesempatan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perseroan akan memulai produksi pada lapisan oksida yang menghasilkan emas dan perak secara komersial pada tahun 2016 dengan produksi bijih rata-rata sebesar 3.000.000 ton per tahun. Targetnya adalah meraih produksi tahunan emas hingga 90.000 oz dan perak hingga 1.000.000 oz.
Sumber daya mineral milik Merdeka berupa emas, perak dan tembaga berada di Proyek Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada lapisan oksidasi dan porfiri memiliki sumber daya mineral dalam jumlah besar untuk mendukung umur tambang dalam jangka waktu yang panjang, sehingga dapat melindungi Perseroan terhadap volatilitas harga emas dan tembaga dari tahun ke tahun.
Jumlah sumber daya mineral ini menempatkan Merdeka sebagai perusahaan tambang mineral di Indonesia yang berkelas dunia.
"Kami percaya keputusan ini akan menjadikan Merdeka sebagai perusahaan tambang mineral yang memberikan nilai tambah yang optimal kepada para stakeholders dan shareholders dalam jangka panjang,” kata Komisaris Merdeka Edwin Soeryadjaya dalam rilisnya.
Presiden Direktur Merdeka, Adi Adriansyah Sjoekri menjelaskan, langkah Merdeka melakukan IPO ini merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk memperkuat visi sebagai perusahaan tambang mineral kelas dunia yang dimiliki oleh entitas bisnis terkemuka di Indonesia.
“IPO merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing Merdeka dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Kami yakin dengan aset dan prospek bisnis yang sangat baik, aksi korporasi ini akan mendapat respon positif dari para investor," jelas Adi seusai Public Expose, di Jakarta, Selasa (12/5/2015).