TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga kini masih tetap optimistis dapat menjaring 32 perusahaan untuk mencatatkan perdana saham di BEI, walau telah terjadinya pelambatan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 di level 4,7 persen.
Bahkan, Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,4 persen. Sementara asumsi makro pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,7 persen.
Direktur Utama PT BEI, Ito Warsito, menilai pelambatan ekonomi yang terjadi pada kuartal I 2015 bukan suatu kendala bagi perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di BEI.
Ia pun melihat, pelambatan ekonomi yang terjadi akibat dari lesunya perekonomian dalam negeri pada 2014.
"Ini kan sebagian dampak dari 2014, kalau kita liat pasar modal semester satu (2015), akan melampaui tahun lalu pada periode yang sama," tutur Ito di Jakarta, Jumat (29/5/2015).
Menjelang akhir Mei 2015 atau sudah lima bulan berjalan, baru lima perusahaan yang melaksanakan pencatatan perdana saham (Initial Public Offering/IPO), seperti PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).
"Perusahaan yang pakai buku Desember 2014, memilih IPO sampai awal Juli sampai 10 Juli 2015. Artinya, banyak perusahaan listing bulan depan, Juni atau awal Juli," tutur Ito.