TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengatasi impor bahan bakar minyak (BBM) yang terlalu banyak, pemerintah mengajak berbagai negara untuk membangun kilang di dalam negeri. Beberapa negara yang sudah merespons keinginan pemerintah adalah Iran dan Oman.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengungkapkan Oman berencana membangun kilang di Riau. Nilai investasi pembangunan kilang Oman sebesar 7 miliar dolar AS.
"Oman menyediakan crude dan bangun kilang di Riau sedang dalam proses," ujar Sudirman di Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Menurut Sudirman, ada empat tahapan bisnis yang akan dilakukan Oman di Indonesia. Tahap pertama, Oman akan menjual minyak mentah ke Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan investasi pembangunan tangki penyimpanan. Tahapan ketiga adalah membangun kilang dan selanjutnya pembangunan fasilitas pengolahan petrokimia.
Meski sudah menyatakan komitmennya, Sudirman belum bisa memastikan apakah Oman akan bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) untuk merealisasikan rencana tersebut. Dia hanya bisa memastikan bahwa Pertamina akan menjadi pembeli (off taker) dari bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan kilang tersebut nantinya.
Hingga saat ini investor Oman tersebut masih melakukan proses perizinan. Sudirman berharap tahun depan sudah bisa dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan kilang tersebut. "Perizinan sedang dilakukan. Diharapkan awal tahun depan sudah mulai groundbreaking," ujarnya.
Selain membangun kilang, negara Oman juga akan memasok minyak mereka ke Indonesia. Tapi Sudirman Said belum bisa memastikan berapa volume minyak yang akan dipasok ke Indonesia.
Saat ini konsumsi BBM dalam negeri mencapai 1,5 juta barel per tahun. Dengan produksi yang hanya sekitar 800.000 barel, masih ada sekitar 700.000 barel lagi yang harus dipenuhi dari impor. Makanya, selain Oman dan Iran, pemerintah juga menjajaki kemungkinan pembelian minyak dari negara lain seperti Alzerbaijan dan Kuwait.
"Jadi, semakin banyak alternatif semakin baik dan arahnya harus melakukan direct pembelian (secara langsung) sebanyak mungkin. Semua negara yang punya crude (minyak mentah) akan diajak bicara," ujar dia.