TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Politik Salamuddin Daeng memaparkan direksi PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) tak pernah diperiksa oleh pihak kejaksanaan dan kepolisian.
Menurut Salamuddin hal tersebut bisa membuka kesempatan kelompok mafia migas yang baru masuk.
"Petral dibubarkan gerombolan mafia baru bisa masuk leluasa menggantikan posisi Petral," ujar Salamuddin di Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Salamuddin memaparkan munculnya mafia migas berasal dari sistem transparansi dan keamanan di pemerintahan. Hal ini sejalan dengan kurangnya regulasi yang menguatkan sektor migas.
"Mafia migas bersumber dari lemahnya negara dan lemahnya kebijakan," ungkap Salamuddin.
Salamuddin pun menilai mafia migas telah masuk di dalam sistem struktur sektor migas. Mulai dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, SKK Migas, perusahaan BUMN Migas, sampai ke pemerintah daerah masuk menjadi bagian mafia migas.
"Seluruh institusi pengambil kebijakan menjadi sarang mafia," kata Salamuddin.