TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menduga cepat atau lambat Presiden Direktur PT Pertamina Dwi Soetjipto akan menjual Pertamina.
Cara yang akan dilakukan Dwi Soetjipto yakni dengan menjual terlebih dahulu anak perusahaan Pertamina.
Menurutnya, Dwi bermaksud untuk memprioritaskan rencana menjual saham sejumlah anak perusahaan energi milik negara melalui penawaran umum perdana (IPO).
Alasan menjual karena untuk meningkatan transparansi dan good governance dalam pengelolaan unit.
"Kalau hanya sekedar untuk transparansi mengapa harus dijual?" Kata Salamuddin Daeng dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (8/6/2015).
Menurut Salamuddin Daeng, Dwi Soetjipto memang sangat berpengalaman dalam hal jual menjual BUMN. Sewaktu Dwi masih menjabat sebagai bos PT Semen Indonesia, Dwi bahkan telah menjual 49 persen saham BUMN tersebut ke swasta.
"Sepertinya ke depan Pertamina akan bernasib sama. Terlebih dahulu anak-anak perusahaan Pertamina yang akan dijual, baik yang berkaitan langsung dengan suplai perusahaan tersebut maupun unit usaha yang lainnya," katanya.
Lebih lanjut Salamuddin mengatakan, cara Dwi menjual Pertamina dengan terlebih dahulu menjual anak perusahaan karena menjual anak perusahaan lebih mudah.
"Karena menjual anak perusahaan tidak perlu persetujuan DPR," katanya.
Diketahui pemerintah berencana menjual PT Dayamitra Telecommunications (Mitratel) kepada perusahaan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, sebuah perusahaan swasta milik Edwin Soeryadjaya
"Diduga penjualan aset negara rawan menjadi bancakan penguasa. Telkom dan Pertamina adalah dua perusahaan yang rawan dijadikan bancakan," kata Salamuddin.