TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tingkat bunga deposito di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA) sudah menurun dibanding tahun lalu. Tapi, bunga yang lebih rendah ini tak mampu mengerem pertumbuhan simpanan deposito di kedua bank raksasa tersebut.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, deposito BRI telah mencapai Rp 255,79 triliun atau tumbuh 29,45% ketimbang April tahun lalu atau secara year on year (yoy). Angka deposito pada April tahun lalu hanya tumbuh 11,22% secara yoy menjadi Rp 197,59 triliun.
Pertumbuhan deposito BRI ini jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan dana murah giro dan tabungan (CASA). CASA BRI mencapai Rp 298,69 triliun atau tumbuh hanya 0,11% yoy pada April 2015. Tahun lalu pertumbuhan CASA mencapai 19,77% menjadi Rp 298,35 triliun.
Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pertumbuhan deposito yang tinggi merupakan antisipasi konservatif BRI sebagai respons atas kondisi likuiditas yang ketat. "Hal ini terlihat pada posisi LDR BRI per Juni yang telah mencapai 94% dibandingkan dengan rata-rata LDR industri yang saat ini mencapai sekitar 90%," kata Budi kepada KONTAN, Selasa (16/6).
Tapi secara bulanan, posisi deposito BRI menurun pada periode Maret-April. "BRI melihat bahwa pertumbuhan pinjaman saat ini tidak setinggi yang diharapkan, sehingga saat ini BRI lebih berusaha untuk meningkatkan komposisi CASA," ujar Budi.
Setali tiga uang, pertumbuhan deposito di BCA juga tinggi disebabkan selisih bunga yang menarik dibanding bunga CASA. "Perbedaan bunga deposito dengan CASA sangat besar sehingga nasabah yang sedang tidak membutuhkan uang untuk bisnis akan menempatkan pada deposito," kata Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur BCA.
Jahja mengakui, melemahnya bisnis pada awal tahun ini menyebabkan perputaran dana melambat. Akibatnya, pertambahan CASA juga melambat. "Sementara, bunga deposito terus kami sesuaikan, diturunkan sedikit-sedikit untuk lebih mengatur biaya dana," kata dia.
Berdasarkan data OJK per April 2015, deposito BCA mencapai Rp 110,02 triliun atau tumbuh 18,17% yoy. Sementara pada April 2014 deposito mencapai Rp 93,10 triliun atau tumbuh 35,93% yoy.
Walau melambat, pertumbuhan deposito BCA tetap lebih tinggi dibanding CASA yang tumbuh 6,04% secara yoy. Per April 2015 CASA BCA mencapai Rp 334,42 triliun. Sementara, pada April 2014 CASA BCA mencapai Rp 315,35 triliun atau tumbuh 4,66% secara yoy. (Adhitya Himawan)