TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini mengatakan, perbaikan Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa sudah di atas 90 persen.
Namun, ia memprediksi, saat beroperasi optimal menjelang Lebaran dan beberapa hari sesudahnya, Jalan Pantura tetap padat. Hediyanto tidak bisa menjamin, Pantura bisa mulus terus menerus.
"Lalu lintas (arus mudik dan arus balik) lebih besar dari biasanya. Itu menyebabkan pasar tumpah dan mengganggu fungsi jalan," ujar Hediyanto di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (17/6).
Pasar tumpah ini, kata Hediyanto, sangat memengaruhi kondisi jalan. Penyebabnya, laju kendaraan akan lebih lambat dan mengakibatkan beban yang diterima jalan lebih besar pula. Daya kejut yang diterima Jalan Pantura, juga akan semakin besar. Saat mobil berjalan pelan dan mengerem terus menerus, kerusakan jalan juga menjadi lebih cepat terjadi.
"Kalau jalan tol kan kecepatannya 40-50 kilometer per jam. Tidak banyak rem, tidak berikan kejut pada jalan. Makanya jalan lebih tahan lama," jelas Hediyanto.
Sementara itu, anggaran jalan tol sendiri sudah sesuai dengan prioritas. Karena terbatas, pemerintah memiliki pilihan, apakah memperbaiki Jalan Pantura menjadi sangat modern atau mempercepat pembangunan tol yang lain.
Hediyanto pun menegaskan, atas dasar tersebutlah, pemerintah memilih membangun jalan tol yang lain. Untuk Jalan Pantura, pemerintah hanya akan memperbaiki kerusakan kecil saja. Hediyanto tidak ingin, anggaran kementerian infrastruktur ini digunakan secara berlebihan hanya untuk Jalan Pantura dan juga di proyek lainnya.
"Kita maintain saja, membuatnya tetap mulus. Tidak perlu harus dibuat rumit anggarannya, semua kita kembali untuk mengutamakan uangnya membangun yang lain," pungkas Hediyanto. (Arimbi Ramadhiani)