News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

BI Sebut Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas teller melayani penukaran mata uang dolar AS dengan rupiah di Bank Mutiara, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Selasa (28/7/2015). Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah 16 poin pada Selasa pagi menjadi Rp 13.430 dibanding sebelumnya di posisi Rp 13.414 per dolar AS. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN -  Kondisi rupiah semakin memprihatinkan pada transaksi perdagangan Selasa (11/8/2015).

Di pasar spot pukul 10.02 WIB, nilai tukar rupiah mendekati level Rp 13.600, yakni berada di level Rp 13.573 per US$ 1. Ini merupakan level terlemah sejak Agustus 1998 silam.

Jika dibandingkan dengan level penutupan kemarin yang berada pada posisi Rp 13.551 per US$ 1, mata uang Garuda melemah 0,16%.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini terjadi karena keputusan pemerintah Tiongkok melakukan pelebaran currency band sebesar 1,9%.

Menurut Mirza, hal tersebut dilakukan dalam rangka mendorong daya saing ekspor Tiongkok lantaran mata uang negara pesaing dagangnya seperti Jepang, Korea, dan Eropa telah mengalami depresiasi yang cukup besar.

Lebih lanjut menurut Mirza, keputusan kemudian membawa pengaruh terhadap seluruh mata uang regional termasuk rupiah.

Kendati demikian menurutnya, pengaruh keputusan tersebut terhadap mata uang garuda tidak sebesar pengaruh terhadap mata uang Singapura, Korea, Taiwan, dan Thailand. Pengaruh ini pun diproyeksikan BI hanya bersifat sementara (temporer).

"Tapi Indonesia tidak perlu ikut terdepresiasi karena rupiah sudah undervalue cukup banyak," kata Mirza.

Mirza juga menyatakan, kurs rupiah saat ini juga sudah kompetitif untuk mendorong ekspor manufaktur dan mendorong turis masuk ke Indonesia. Namun BI tak segan-segan melakukan intervensi di pasar valas untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah. (Adinda Ade Mustami)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini