Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih berada dalam tren pelemahan, seiring belum adanya sentimen positif dari dalam maupun luar negeri.
"Tampaknya awal gelap masih menyelimuti pergerakan dari rupiah," ujar Analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Menurut Reza, mata uang Yuan (Tiongkok) yang diharapkan dapat melawan dominasi dolar AS cenderung melemah seiring dengan langkah PBoC mendevaluasi Yuan atau dengan kata lain diperlemahkan.
Menurutnya, kebijakan tersebut bagus untuk kegiatan ekspor negara tirai bambu agar barang ekspornya lebih kompetitif nilainya, namun sadar atau tidaknya, Tiongkok tidak melihat efek sampingnya.
"Jadi melemahnya mata uang satu-satunya tandingan dolar AS tentu berimbas negatif pada pergerakan mata uang emerging market, termasuk rupiah," ujar Reza.
Reza berharap, pelemahan rupiah saat ini dapat lebih terbatas agar tidak terjadi kemerosotan lanjutan yang lebih dalam. Diperkirakan, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia berada pada level Rp 13.555 hingga Rp 13.537 per dolar AS.
Kurs tengah BI kemarin melemah ke posisi Rp 13.541 dari hari sebelumnya di level Rp 13.536 per dolar AS.