Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indonesia, khususnya pemuda dinilai gemar berkecimpung dalam industri kreatif dunia maya. Buktinya, karya seperti aplikasi untuk smartphhone buatan anak muda Indonesia laris manis saat ini.
Menteri Perindustrian, Saleh Husin melihat potensi ini terus berkembang di tengah ramainya pengguna perangkat telekomunikasi seluler. Ia pun berharap peningkatan itu menjadi peluang bagi pengembangan industri konten di Indonesia.
Apalagi, karakter industri yang terbuka di bidang ini memberi kesempatan pengembang, terutama generasi muda, termasuk mahasiswa untuk lebih banyak berkiprah.
"Untuk industri animasi, konten, khususnya subsektor permainan interaktif serta layanan komputer dan piranti lunak atau software, meskipun kontribusinya terhadap PDB masih kecil, tetapi industri ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangannya, Selasa (11/8/2015).
Tak hanya konten, produk animasi juga termasuk kategori industri kreatif yang berpotensi besar. Karena itu, Politikus Hanura itu mendorong industri televisi dapat memberi kesempatan produk animasi karya anak bangsa berupa slot tayang.
Saleh meyakini hal itu akan mempercepat pengembangan industri kreatif hingga menembus industri film seperi Hollywood, industri periklanan dan multimedia global.
Secara nasional, geliat industri ini ditandai tingginya pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan dengan rata-rata di atas 10 persen per tahun selama periode 2010–2013. Bahkan kiprah para pelaku industri konten Indonesia sudah semakin mendapat pengakuan di dunia internasional dengan masuknya beberapa aplikasi nasional dalam Asia’s Top Fifty Applications.
Menperin juga menegaskan, industri kreatif merupakan salah satu pilar ekonomi nasional. Merujuk catatan BPS, pada 2013 sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional.
Dari 15 subsektor ekonomi kreatif, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu subsektor kuliner (Rp 209 triliun atau 32,5 persen), fashion (Rp 182 triliun atau 28,3 persen), dan kerajinan (Rp 93 triliun atau 14,4 persen).