TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat melemah hingga Rp 13.800.
Ini merupakan pelemahan nilai tukar tertinggi sepanjang tahun 2015 ini.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan faktor fundamental dalam negeri. Hal yang merangsang nilai tukar rupiah, menurut Bambang, adalah reshuffle (perombakan) kabinet kerja pada Rabu (12/8/2015) lalu.
"Dorongan reshuffle pasti ada," ujar Bambang di gedung DPR/MPR RI, Jumat (14/8/2015).
Bambang memaparkan bahwa anjloknya nilai rupiah terhadap dollar AS ke angka Rp 13.800 diluar prediksi. Menurut Bambang faktor yang paling berpengaruh saat rupiah anjlok adalah spekulasi pasar setelah pengumuman reshuffle menteri baru.
"Faktor fundamental, karena pelemahan rupiah lebih banyak karena faktor spekulasi," ungkap Bambang.
Dalam Rancangan APBN 2016, presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan nilai tukar rupiah di angka Rp 13.400. Bambang memaparkan bahwa batas nilai tukar rupiah bisa berubah.
"DPR kan range-nya Rp 13.000 sampai Rp13.400. Nanti kita lihat, kan pembahasan DPR bisa berubah. Nggak ada yang pasti sekarang," papar Bambang.