TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan, memprediksi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, tak akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Pasalnya, kondisi dollar AS sudah sangat kuat saat ini dibandingkan mata uang negara lain.
"Namun dengan penguatan dollar yang begitu tajam setahun ini, ada kemungkinan kenaikan suku bunga AS akan ditunda. Karena dengan penguatan dollar ekspor AS juga terpukul," ujar Fauzi saat ditemui di sela-sela acara seminar Financial Deepening di Jakarta, Senin (7/9/2015).
Lebih lanjut, kata dia, pada saat penguatan dollar AS terjadi, bank sentral global lainnya, seperti European Bank Central (ECB) dan Bank of Japan, justru melonggarkan kebijakan moneternya. Kedua bank sentral itu, kata dia, sudah memangkas suku bunga mereka dan menjalankan kebijakan moneter yang longgar.
Oleh karena itu, Fauzi menilai, apabila suku bunga acuan AS dinaikkan oleh The Fed, hal itu sama dengan AS memperketat kebijakan moneternya. Selain itu, Fauzi juga mengatakan, ada kemungkinan bahwa Tiongkok kembali mendevaluasi yuan.
Menurut dia, hal itu bisa dilihat karena saat ini Negeri Tirai Bambu terus berupaya meningkatkan ekspornya. "Bisa (Tiongkok kembali mendevaluasi yuan) karena, dikhawatirkan oleh pelaku pasar, untuk memicu kenaikan ekspor, Tiongkok butuh devaluasi yuan 10 persen, walaupun tentunya bertahap, ya. Ini yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar," kata dia. (Yoga Sukmana)