TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berusaha agar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tidak tabu untuk dibicarakan. Pasalnya dari dulu, energi nuklir sudah dipakai untuk berbagai keperluan.
"Kami berupaya meletakan PLTN tidak lagi tabu untuk diperbincangkan," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana di kantornya, Jakarta, Jumat (9/10/2015).
Rida menyebutkan dari dulu sektor kesehatan dan pertanian sudah menggunakan energi nuklir. Menurut Rida jenis nuklir yang digunakan kedua sektor sama dengan yang digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Teman-teman kita semua sudah bersentuhan dengan nuklir dari dulu. Di kesehatan, pertanian sudah, banyak beras digenerate pakai nuklir," kata Rida.
Menurut Rida nuklir yang digunakan semua sektor sama bahayanya. Namun masyarakat menolak saat nuklir dipakai untuk PLTN.
"Sama itu yang dipakai PLTU dan rumah sakit persis sama. Tapi peruntukannya beda, kalau dua-duanya terpapar sama bahayanya," papar Rida.
Rida pun memahami banyak masyarakat yang masih ketakutan dengan adanya energi nuklir sebagai pembangkit. Karena hal yang dipaparkan ke publik adalah kecelakaan yang terjadi pada pembangkit listrik di Fukushima.
"Kalau yang terekspos Fukushima, setiap orang akan menolak PLTN," jelas Rida.
Rida menambahkan, jika ingin menggunakan energi nuklir semua pihak baik yang pro maupun kontra membawa datanya masing-masing. Dengan begitu akan ada diskusi yang valid mengenai pengembangan energi nuklir di dalam negeri.
"Ayo bawa data. Di meja taruh semua data, semua informasi yuk duduk bareng, ayo silahkan mau ngomong, mana barang buktinya," papar Rida.