TRIBUNNEWSA.COM, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima pengaduan baru dari tiga perusahan tekstil yang sedang bermasalah. Ketiganya berasal dari industri hulu yakni produsen bahan baku benang dan kain.
Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, permasalahan mereka adalah ketidakmampuan bersaing dengan produk impor sehingga mengalami pasokan berlimpah. Mereka berencana menghentikan produksi.
Makanya, untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut, BKPM akan mengadakan pertemuan dengan ketiga perusahaan tersebut besok, Selasa (13/10/2015).
“Kami akan memanggil ketiga perusahaan tersebut besok untuk mengetahui persoalan dan fasilitasi yang dapat diberikan agar mereka tidak sampai menutup usahanya,” ujar Franky dalam keterangan resminya, Senin (12/10/2015).
Franky menilai, kelonggaran tarif listrik dan tenggat waktu pembayaran listrik akan membantu kebutuhan industri. "Kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi beban industri padat karya, tinggal desk Khusus Investasi ini merumuskan fasilitasi yang diperlukan masing-masing perusahaan,” jelas Franky.
Sebelumnya, ada 13 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang mengadukan permasalahan mereka melalui asosiasi. Delapan di antaranya mengurangi volume produksinya, sedangkan lima lainnya berencana menutup pabrik.
Hal tersebut ironis di antara catatan kenaikan investasi industri tekstil. BKPM mencatat, pada semester I-2015, realisasi investasi di sektor tekstil tumbuh 58% sebesar Rp 3,88 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year).
Sedangkan realisasi investasi seluruh sub sektor tekstil juga tumbuh positif, dimana industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213% atau sebesar Rp 2,40 triliun dari 82 proyek.
Industri pertenunan tekstil tumbuh 613% atau sebesar Rp 163 miliar dari 25 proyek, industri pakaian jadi tumbuh 16% atau sebesar Rp 941 miliar, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563% atau sebesar Rp 216 Miliar dari 15 proyek.
Sementara realisasi investasi untuk sektor alas kaki pada semester I-2015 tumbuh 613% atau sebesar Rp 759 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari 69 proyek. (David Oliver Purba)