TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Telkomsigma menggandeng Huawei guna memacu bisnis storage service cloud solution, untuk memenuhi kebutuhan seluruh korporasi dan institusi pemerintah, khususnya di sektor pendidikan.
“Kami harapkan dari kerjasama ini bisa menjadi landasan kuat menuju pendidikan Indonesia yang tidak lagi bergantung pada penggunaan kertas. Fungsi dan performa yang luar biasa dari solusi penyimpanan dari Huawei mampu memenuhi kebutuhan, serta memberikan dukungan dan perlindungan dalam skala besar di masa yang akan datang,” kata CEO Telkomsigma Judi Achmadi, Selasa (13/10/2015) malam.
Dalam proyek ini, Telkomsigma akan menggunakan produk layanan Huawei next-generation mass storage system OceanStor UDS Storage untuk membangun bisnis online storage di sektor pendidikan Indonesia.
“Tenaga pengajar dan murid dapat mengunggah dan mengunduh serta membagi materi pelajaran ke semua peserta didik dengan solusi ini. Kita akan terus perbanyak kapasitas dalam tiga tahun kedepan,” kata pria yang akrab disapa JAC itu.
Sekadar diketahui, di bisnis storage, Huawei salah satu yang diperhitungkan di dunia. Dalam laporan IDC untuk kuartal I 2015, perusahaan asal Tiongkok ini berada di peringkat ketujuh. Produk storage Huawei masuk dalam kuadran challenger di Gartner Magic Quadrant.
"Sebagai penyedia layanan data center dan cloud computing yang terkemuka, Telkomsigma dan Huawei akan secara aktif mempromosikan penetrasi dan pengembangan cloud computing di Indonesia," tutur JAC.
Sebelumnya, pada kuartal I 2014, Telkomsigma juga menggandeng Huawei demi mengincar korporasi asal Tiongkok menggunakan data center miliknya.
TelkomSigma sendiri tahun ini membidik pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun. Pasokan pendapatan selama ini berasal dari bisnis Sistem Integrasi (SI) yakni sekitar 50 persen, Data Center (35 persen), dan Cloud Computing (15 persen). Anak usaha Telkom ini ingin meningkatkan kontribusi bisnis Data Center menjadi 40 persen-45 persen pada 2015.