Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi di sektor jasa keuangan menjadikan kebutuhan gaya hidup saat ini.
Hal itu dibuktikan dengan penggunaan e-money berbasis digital yang semakin banyak di masyarakat.
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto menjelaskan meski tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah, namun nasabah bank mengggunakan e-money terus meningkat.
Apalagi kata Ryan, e-money memiliki berbagai kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi dibandingkan konvensional.
"Ada faktor gaya hidup juga di sini selain kepraktisan, keamanan dan kenyamanan,” kata Ryan dalam acara Ngopi Sore Bareng di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Ryan memaparkan saat ini masyarakat Indonesia sudah masuk ke dalam segmen generasi Z. Pada level tersebut, Ryan menjelaskan kebutuhan masyarakat untuk memenuhi gaya hidup.
Ryan ingin pihak perbankan melihat hal tersebut menjadi pasar.
Karena pengembangan bisnis produk jasa keuangan menggunakan mobile banking, e-money, kartu dan sebagainya sangat diminati masyarakat generasi Z.
"Buat bank, ini tentu pangsa pasar yang bagus,” papar Ryan.
Jika bank nasional tak bisa mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan generasi Z tersebut, kata Ryan, bank nasional bakal ditinggalkan.
Apalagi sebentar lagi bank-bank asing akan menyebu masuk ke Indoensia tatkala Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) khusus industr perbankan diimplementasikan tahun 2020 nanti.
Ryan menambahkan saat menghadapi pasar bebas untuk industri perbankan tahun 2020, bank BUMN di dalam negeri harus sudah siap dengan produk berteknologi maju nantinya.
Apalagi kata Ryan perbankan di Thailand, Malaysia dan Singapura sudah lebih maju industri perbankannya.
"Thailand, Malaysia, Singapura pasti mengincar kita. Tapi saya yakin perbankan nasional tak akan tinggal diam untuk terus mengembangkan diri dan berinovasi termasuk mengembangkan layanan digital ini,” kata Ryan.