TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak Agustus lalu penjualan semen di Indonesia terus meningkat.
Direktur Utama Semen Indonesia (SMGR), Suparni mengatakan, peningkatan permintaan itu diprediksi akan terus terjadi hingga akhir tahun.
Kepada wartawan usai ia menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015) , Suparni menyebut konsumsi nasional akan semen sejak Agustus sudah meningkat hingga 17,8 persen dibandingkan tahun lalu.
"Bulan September tumbuh, Oktober tumbuh lebih tinggi lagi, harapannya sampai akhir tahun tumbuh lagi," katanya.
Pada akhir tahun 2015 ini, Suparni memprediksi pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia akan melampaui pencapaian tahun 2014 lalu.
Ia menduga konsumsi semen tahun ini akan lebih tinggi 2-3 persen dibandingkan tahun lalu.
Salah satu pendongkrak konsumsi semen nasional, adalah program -program pembangunan infrastruktur, yang terus didorong oleh pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla.
Produkai SMGR tahun ini mencapai sekitar 28,4 juta ton, dengan 30 persen di antaranya atau sekitar 9 5 juta tonnya adalah semen curah.
Setengah dari produksi semen curah, atau 4,5 juta ton digunakan untuk proyek infrastruktur.
"Dari 30 persen yang kita jual curah itu, kira-kira sekitar 50 persen porsinya ke proyek infrastruktur," ujarnya.
Walaupun penjualan semen mengalami peningkatan, SMGR tidak bisa menikmati keaeluruhan laba penjualan.
Faktor yang mempengaruhi adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), kenaikan tarif listrik dan kenaikkan upah karyawan.
"Selain itu kita juga ada dua pabrik yang dibangun, mudah mudahan 2016 sudah bisa beroperasi," katanya.