TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral), ditemukan adanya permainan harga minyak mentah dan BBM.
Sehingga pada saat Pertamina mengimpor minyak dari Singapura, harganya sudah diintervensi oleh mafia migas yang berada di dalam tubuh Petral.
"Beberapa pengaruh intervensi dari pihak luar tadi menyebabkan harga yang lebih tinggi," ujar Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Dwi memaparkan ada banyak cara pihak ketiga yang tak bertanggung jawab intervensi harga minyak terjadi sebelum 2012. Dwi menyebutkan mulai dari keputusan harga tender sampai harga yang dijual ke Pertamina,
"Proses pengadaan minyak ada beberapa pola yang dilaksanakan," papar Dwi.
Dwi menjelaskan cara lain Petral menaikkan harga minyak impor dengan membatasi tender yang ingin masuk. Hal itu membuat National Oil Company (NOC) dari berbagai negara yang memiliki minyak murah tidak semuanya bisa diikutsertakan dalam tender minyak impor.
"Preferensi NOC sebabkan keterbatasan persaingan," jelas Dwi.
Dwi menambahkan sejak 2012 Petral mulai melakukan pengaturan volume minyak kepada National Oil Company (NOC). Melalui skema tersebut, semakin sedikit kapasitas minyak yang dijual, semakin mahal harga yang harus dibayarkan negara.
"Di 2012 terjadi pengaturan volume kepada national-national oil company," kata Dwi.
Pemerintah sudah menemukan mafia migas anak usaha PT Pertamina Energy Trading Limited (Ltd). Pihak ketiga tersebut ternyata bukan berasal dari internal Petral ataupun Pertamina.
"Terbukti dalam Petral ada pihak ketiga bukan bagian manajemen Petral dan Pertamina ikut campur intervensi dalam proses pengadaan dan jual beli minyak mentah maupun produk BBM," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di jumpa pers satu tahun kinerja Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Sudirman menegaskan pihak ketiga tersebut bukan berasal dari anggota pemerintahan. Pihak tersebut ikut campur mulai dari mengatur tender, sampai membocorkan perhitungan harga dengan ketentuannya sendiri melalui karyawan Petral.
"Mereka menggunakan instrumen karyawan Petral untuk memenangkan kepentingan-kepentingannya," jelas Sudirman.