TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk tanpa Standar Nasional Indonesia (SNI), akan kalah bersaing dengan produk asing dari negara ASEAN lainnya.
Peran standarisasi nasional tidak boleh dipandang sebelah mata jika produsen ingin unggul dan bersaing di era masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, M Nasir mengatakan, standarisasi seperti SNI menjadi pedoman pengguna (user), bahwa produk memiliki kualitas dan keamanan yang lebih terjamin.
"Produk yang memiliki SNI akan membuat user percaya kualitas produk yang dihasilkan dan mendapatkan kepercayaan masyarakat dalam negeri," katanya saat membuka Indonesia Quality Expo (IQE) 2015, di Jakarta, Senin (9/11/2015).
Saat produk yang dihasilkan mendapatkan kepercayaan di pasar dalam negeri, maka pasar luar negeri akan mudah menerima produk itu.
"Jadi standarisasi ini sangat penting dan vital," katanya.
Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya mengatakan, kunci sukses untuk menjadi lebih dalam pelayanan baik jasa ataupun produk melalui standarisasi.
Standarisasi juga diyakini menjadi sarana bertransformasi, dari negara berkembang menjadi negara yang makin maju lebih cepat.
"Contoh sederhananya, adalah standarisasi yakni konversi gas sehingga memberikan keamanan yang lebih baik," katanya.
Standarisasi mampu merubah sikap. Misalnya dulu penumpang kereta api jarak jauh masih ada yang bergelantungan.
"Standarisasi di layanan PT KAI merubah dari yang tidak disiplin jadi disiplin," katanya.
Dikatakannya, negara-negara di Eropa sangat menerapkan standardisasi dalam menjaga produknya dan mereka bisa melejit maju pesat.
Kedepan BSN berupaya menyadarkan masyarakat pelaku usaha agar segera mengurus sertifikat SNI-nya.