TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Beberapa jam menjelang pemilihan ketua umum Kadin Indonesia periode 2015-2020 dalam Munas VII Kadin, hingga Selasa siang, berdasarkan pandangan umum dari Kadin Daerah dan asosiasi, mayoritas memberikan suaranya kepada calon ketua umum Rosan Perkasa Roslani (RPR).
Dalam sidang pleno Munas VII Kadin yang digelar pada Selasa siang, 24 November 2015 di Bandung, dari 34 suara Kadin Daerah (Kadinda), sekitar 22 Kadinda memberikan suaranya kepada RPR, sedangkan suara kepada Rahmat Gobel (RG) sebanyak 6 Kadinda, sisanya, 5 Kadinda tidak menyebutkan dukungannya dan 1 Kadinda tidak hadir.
Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Fahmi Idris mengatakan dari pandangan umum yang digelar siang tadi, mayoritas yakni lebih dari 70% Kadin daerah menyebut nama Rosan, sisanya Rahmat Gobel. Begitu juga mayoritas asosiasi yang mewakili 30 suara.
“Artinya mayoritas daerah dan asosiasi menyebut RPR sebagai calon ketua umum. Tetapi nanti tentunya kita menunggu pemilihannya sore atau malam ini. Secara umum, suasana munas berjalan secara demokratis dan disiplin,” kata Fahmi di sela-sela Munas VII Kadin di Trans Luxury Hotel, Bandung, Selasa (24/11/2014).
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto (SBS) mengatakan Rosan merupakan salah satu wakil ketum Kadin saat ini yang membawahi keuangan dan perbankan. Program-programnya banyak yang menyentuh UKM di daerah, sehingga banyak bermanfaat di daerah.
Ketua Kadin Jawa Barat Agung Suryamal Sutisna mengatakan kurang lebih 26 daerah mendukung Rosan, sisanya Rahmat Gobel. “Mudah-mudahan sesuai dengan harapan Kadin. Sosok RPR, selaku Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, selama ini dia sangat loyal dan berdedikasi. Program-programnya berjalan ke seluruh lapisan, atas, menengah dan bawah, terutama yang menarik adalah program Palapa Fund, alhamdulilah, Jawa Barat tersentuh program Palapa Fund ini, ” kata Agung.
Terkait pekerjaan rumah yang perlu dilajutkan oleh pengurus Kadin terpilih, Suryo Bambang Sulisto (SBS) menilai yang menjadi tugas terbesarnya adalah bagaimana dunia usaha bisa bekerjasama dengan pemerintah agar lebih bersinergi menghadapi tantangan perekonomian yang tidak mudah, yakni pelemahan perekonomian dunia dan penurunan harga komoditi.
“Kita berfikir bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” tutur SBS.
Adapun Fahmi Idris mengusulkan kepada ketua umum yang terpilih nanti segera melakukan pendekatan ke Oesman Sapta, yakni bagaimana agar tidak ada dualisme dalam Kadin. Selain itu dengan memperhatikan pandangan dari daerah-daerah dalam munas ini, banyak kritik, tetapi ini menjadi catatan untuk yang menang.
“Hubungan dengan pemerintah harus dijaga untuk produktif dan dialogis, dan saling memberikan dukungan, bukan hanya kita yang mendukung pemerintah, tetapi pemerintah juga harus mendukung Kadin sebagai satu-satunya organisasi di dunia usaha yang sesuai dengan UU No.1/1987,” kata Fahmi Idris.