Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membangun suatu usaha besar memang bukanlah perkara yang mudah.
Seperti yang dialami seorang pengusaha di Thailand, Mr Tan Passakornnatee saat pabrik teh Ichitan yang dimiliki terkena musibah banjir besar tahun 2010.
Demi mengenang musibah yang ia alami tersebut, pria yang kerap disapa Mr Ichitan tersebut membangun museum kecil yang berlokasi tepat disebelah pabrik teh Ichitan.
Museum tersebut ia beri nama 'Tan Land'.
"Tan Land ini berisi sejarah saya dalam membangun pabrik yang pernah terendam banjir hingga mengalami kerugian hingga miliyaran bath (mata uang Thailand)," kata Mr Ichitan, saat ditemui di pabriknya, kawasan Uthai, Thailand, Senin (23/11/2015).
Saat acara 'My Ichitan Moment Media Fam Trip', Tribunnews.com diberi kesempatan langsung menelusuri setiap sudut Tan Land.
Konsep minimalis dan modern terlihat pada saat pertama kali memasuki museum teh ternama di Thailand tersebut.
Saat memasuki lokasi Tan Land pertama kali, pengunjung musem akan disambut patung besar Mr Ichitan, dan dibagian bawah patung tersebut terdapat tulisan dalam Bahasa Thailand yang artinya, 'kita bisa mulai lagi asal kita tidak menyerah'.
"Karena saya percaya kalau kita tanam kebaikan, kita akan berbalik mendapatkan kebaikan buat kita."
"Misalnya saat terjadi banjir besar tahun 2010 lalu, saya tidak menyerah. Lalu, setelah banjir itu, penjualan Ichitan meningkat," ujar dia.
Museum mini ini memiliki 3 sektor yakni society, economy dan natural. Sehingga diartikan menjadi Tan Land: The Land of Balancing, dan terdapat dalam 3 zona yaitu T of Life, Learning Ichitan Way, dan Tan Land's Secret.
T of Life berisi tentang sejarah teh.
Mulai dari asal muasal teh hingga penggunaan teknologi canggih yang dapat menghemat biaya listrik serta aman bagi lingkungan.
Pada tahun 1999 Mr Ichitan menggunakan kantong plastik biasa untuk menaruh teh di kedainya.
Lalu pada tahun 2002 dan seterusnya, dia mulai kembangkan menjadi kemasan botol plastik yang disterilisasi melalui berbagai metode baru.
Sejumlah barang-barang ataupun mesin yang pernah dipakai di masa lalu tertata rapi pada beberapa ruang museum.
Kemudian ada Learning Ichitan Way.
Ruangan ini menceritakan mengenai banjir besar yang melanda Thailand pada tahun 2010 lalu hingga merendam pabrik Ichitan.
“Ruang tersebut menjelaskan agar kita harus percaya hidup itu harus seimbang antara merawat alam secara berkelanjutan bisa menjadi satu kesatuan untuk kesuksesan usaha,” ucap Mr. Ichitan.
Ruang terakhir terdapat Tan Land's Secret. Di sini para pengunjung bisa mendapatkan "precious knowledge".
Diharapkan orang yang berkunjung ke pabrik ini dapat menemukan sebuah inspirasi dan mengubahnya menjadi aset yang sangat berharga yang disebut dengan 'Ichitan Moment'.
Tan Land tersebut buka setiap hari kecuali hari Senin.
Tempat ini kerap dikunjungi oleh 300 hingga 500 pengunjung, yang datang dari berbagai sekolah atau grup masyarakat.
Mr Ichitan juga tidak mengenakan biaya untuk bisa masuk dan menjelajah Tan Land.(*)