TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama proses audit investigasi PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral), banyak pegawai yang tidak kooperatif memberikan keterangan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memberi contoh Direktur Utama Petral Bambang Irianto baru diperiksa satu kali saat audit investigasi. Dalam pemeriksaannya Bambang mengaku tidak memiliki data Petral selama ia bekerja dengan alasan laptopnya hilang.
"Ketika diminta data-datanya, dia mengatakan laptop hilang," ujar Sudirman di kantor Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Sudirman pun lega meski pada proses audit terjadi banyak masalah, namun Pertamina sudah bisa membereskan hal itu semua. "Kita harus apresiasi Pertamina bekerja dengan cepat," ungkap Sudirman.
Sudirman memaparkan langkah selanjutnya adalah memberikan kewenangan Pertamina untuk melimpahkan semua temuan hasil audit ke lembaga hukum. Hal itu menjadi langkah utama perseroan setelah menemukan banyak kejanggalan dalam transaksi Petral dari 2012 sampai 2014.
"Ada bagian-bagian yang menjadi kewenangan dari Pertamina. Biarkan nanti hukum bekerja," ungkap Sudirman.
Sudirman menceritakan setelah Bambang Irianto dicopot dari jabatannya, semua audit investigasi yang dilakukan Kordamentha menjadi lebih mudah. Pasalnya semua akses informasi yang selama ini ditutup Petral, sudah terbuka.
"Karena dirut Petral diganti maka prosesnya lebih mudah," jelas Sudirman
Sudirman menambahkan, KPK sudah meminta laporan kepada Pertamina perihal audit investigasi tersebut. Pemerintah pun terus mendukung langkah Pertamina membubarkan Petral dan menghilangkan semua jaringan mafia migas yang selama ini membuat kerugian negara dari hasil impor minyak.
"KPK sudah meminta laporan dari Pertamina. Kami di pemerintah bersedia untuk proses hukum berjalan," kata Sudirman.