TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk melihat pasar properti pada tahun depan akan lebih baik dibandingkan sepanjang tahun 2015, seiring mulai membaiknya ekonomi dan masih banyaknya pasar yang belum tergarap.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kondisi ekonomi pada tahun ini yang kurang kondusif telah membuat ketidakseimbangan antara supply dan demand di bidang kebutuhan rumah yang terus tumbuh di dalam negeri.
"Dengan membaiknya ekonomi 2016 akan mendorong keseimbangan antara supply dan demand, yang akan mendongkrak kembali kinerja BTN lebih baik lagi," kata Maryono di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Maryono menjelaskan, segmen menengah ke bawah pada saat ini masih ada 1,5 juta pelanggan yang belum tertangani oleh BTN dalam hal kredit pemilikan rumah (KPR).
Oleh sebab itu, Ia berharap para pengembang pada tahun depan lebih memperluas proyeknya ke segmen tersebut untuk mendongkrak pasar properti.
"Pelemahan ekonomi 2015 membuat harga-harga naik, namun tidak mempengaruhi kinerja sejumlah pengembang nasional untuk membangun proyek properti meskipun terjadi perubahan dengan mulai menyasar pada kelas menengah ke bawah," tutur Maryono.
Sampai September 2015, BTN telah mebiayai kredit sekitar Rp 145 triliun dan telah dimanfaatkan lebih dari 3,5 juta keluarga di Indonesia.
Jika rata-rata satu rumah diisi oleh empat orang, maka kredit dari BTN sudah dinikmati oleh 14 juta lebih keluarga.