TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan perdana Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara 1 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/12/2015). KM Camara adalah kapal pengangkut sapi yang mampu membawa hingga 500 sapi.
Tapi pada kedatangan perdana ini, KM Camara Nusantara 1 hanya membawa 352 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Harga sapi hidup di NTT adalah Rp 30.000 per kg. Dahulu pengiriman satu ekor sapi, ketika belum menggunakan kapal pengangkut ternak adalah Rp 1,5-1,8 juta per ekor sapi.
“Sekarang menjadi Rp. 330 ribu per ekor sapi. Ini yg sering kita bilang tol laut seperti ini,” ujar Presiden dalam rilisnya.
Tentunya dengan penurunan harga kirim per ekor sapi, maka harga sapi hidup diharapkan tidak akan melonjak terlalu tinggi, berada di kisaran Rp 35-37 ribu per kg.
“Kalo sudah disembelih nanti jadi daging, biasanya itu rendemen, itu kali dua. Berarti rata-ratanya antara Rp 72-76 ribu per kg,” kata Presiden.
Presiden berharap harga daging bisa normal kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Menormalkan harga daging sapi kembali dan kapal ini memang baru satu, tapi yang akan datang lagi 7 kapal, kemarin 5 datang lagi 2. Wilayah-wilayah yang ada sapi akan terbantu dengan adanya sapi,” ujar Presiden.
Kapal Khusus Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara 1 adalah kapal yang diresmikan pada 10 November 2015 di Bangkalan. Kehadiran kapal pengangkut ini dapat menekan biaya angkut. "Harga angkutan yang murah menjadikan produk dalam negeri dapat berkompetisi," ucap Presiden saat itu.
Sewaktu di Bangkalan, Presiden juga menjelaskan bahwa kekalahan produk kita selalu pada biaya angkutan. “Sapi Australia bisa bersaing karena harga transportasi murah sekali,” ucap Presiden.
Kehadiran kapal pengangkut ternak ini menunjukkan upaya terobosan dalam meningkatkan daya saing salah satu komoditas dari dalam negeri, sehingga upaya terobosan seperti ini dapat ditularkan pada komoditas lainnya guna meningkatkan daya saing.