TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (persero) Tbk membuka kemungkinan untuk menurunkan harga tiket.
Hal ini mempertimbangkan biaya bahan bakar atau avtur yang semakin murah. Garuda akan mengikuti mekanisme pasar yang berlaku di industri penerbangan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, mengatakan Garuda akan mempertimbangkan untuk penurunan harga, tetapi masih ada hal yang juga diperhatikan.
Pasalnya dengan penurunan avtur juga diikuti dengan gejolak mata uang yang akan fluktuatif.
"Nah, kalau harga, Garuda ikut mekanisme pasar saja karena avtur kita turun," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Keuntungan dari selisih avtur tersebut juga akan digunakan Garuda untuk melakukan ekspansi.
Seperti diketahui, Garuda pada tahun depan menyiapkan capex sebesar 160 juta dollar AS naik 23 persen dibandingkan capex tahun lalu.
Dana capex itu akan digunakan untuk mendatangkan 23 pesawat baru, yang terdiri dari lima unit Airbus A330, delapan unit Airbus A320, satu unit Boeing 777, dan sembilan unit ATR 72-600 yang akan datang setiap bulan. Sehingga, dalam setahun ada 23 pesawat.
Garuda juga akan mempercantik desain website untuk memperkuatkan e-commerce.
Nantinya, website Garuda tidak hanya melayani pembelian tiket saja tetapi juga hotel dan lainnya. Yang jelas, keuntungan dari murahnya bahan bakar akan dipergunakan untuk melakukan pengembangan bisnis.
"Dengan penurunan avtur ini, untungnya dipakai untuk ekspansi. Tapi avtur turun kan biasanya diikuti PE yang enggak bagus atau mata uang yang agak terganggu," lanjutnya. (Andy Dwijayanto)