TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Harga sewa rusunawa yang tinggi membuat tingkat hunian (okupansi) sejumlah rusunawa di Sidoarjo sepi.
Empat rusunawa yang dikelola Pemkab Sidoarjo, Rusunawa Ngelom Sepanjang (RNS), Rusunawa Bulu Sidokare (RBS), Rusunawa Pucang Sidoarjo (RPS), dan Rusunawa Wonocolo Taman (RWT), tak lebih dari 30 persen saja.
Keempat rusunawa tersebut naik tarif tinggi pada Maret 2015 silam, dengan rentang harga Rp 430.000 (RNS), Rp 462.000 dan Rp 527.500 (RBS), Rp 485.000 (RPS), dan Rp 440.000 (RWT).
"Harga sewa empat rusunawa itu kami tetapkan mengacu kepada Perda Rusunawa. Namun, setelah dinaikan, okupansi menjadi turun," kata Kepala UPT Rusunawa Dinas PU Cipta Karya, Budiharto, Jumat (1/1/2016).
Dalam perda itu, tarif rusunawa disesuaikan sebesar 33 persen dari UMK Sidoarjo. Namun, Budi menuturkan pihaknya tengah menggodok Perbup Rusunawa untuk memastikan acuan payung hukum penenuan sewa rusunawa.
Dasar pijakan rancangan perbup itu, jelas Budi, memberikan akses tempat tinggal yang murah dan representatif.
Budi menerangkan, pengelolaan rusunawa di Kota Delta ingin mencontoh Surabaya yang dalam menentukan tarif sewa ada di bawah harga pasaran sewa kos-kosan.
"Di Surabaya tarif sewa rusunawa di bawah Rp 200.000. Kami tengah menggodok perbup sebagai payung hukum penentuan tarif sewa rusunawa yang murah," jelasnya.
Budiharto menegaskan, merujuk pada peraturan kementrian perumahan rakyat nomor 18 tahun 2007, tarif rusunawa harus sesuai dengan biaya operasional, pemeliharaan, perawatan dan investasi.
Dengan perbup tersebut akan mengatur besaran tarif yang nantinya dipakai.
Sewa rusunawa diharapkan bisa dibawah harga sewa rumah kost. Hal ini dilakukan karena keberadaan rusunawa bukan semata-mata bisnis. Tapi untuk pemenuhan kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Targetnya menyediakan akses rumah tinggal yang layak dan murah. Kami upayakan sebelum pertengahan tahun perbupnya selesai," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Penyehatan Perumahan dan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya, Irwan Irzani, mendukung harga sewa rusunawa harusnya lebih murah, seperti di Surabaya, di bawah Rp 200 ribu.
Dengan estimasi harga sewa rusunawa dibawah Rp 200 ribu, Irwan menghitung kasar bisa menggenjot pendapatan sampai Rp 2,5 miliar setahun. Sedangkan untuk biaya operasional setahun sekitar Rp 1,5 miliar.
"Harapannya, jika harga sewa murah, kami ingin 1.430 kamar di empat rusunawa itu penuh," imbuh Irwan.