TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mengapresiasi hasil kerja tim ekonomi pemerintah terkait realisasi target-target di Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015.
"Saya memberikan nilai A kepada hasil kerja tim ekonomi pemerintah terkait realisasi target-target di APBNP 2015," ujar Misbakhun pada diskusi Membedah Realisasi APBN-P 2015 yang digelar Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (Kedai Kopi) di Cikini, Kamis (07/01/2016).
Misbakhun menyebutkan pertumbuhan ekonomi 4,7%-4,8% di tahun 2015 menjadi setara dengan pertumbuhan ekonomi 7%, karena inflasinya hanya 3,3%.
"Bandingkan pada tahun 2014 dimana ekonomi tumbuh 5% tapi inflasi sebesar 8,8% sehingga pertumbuhan yang dicapai digerus oleh inflasi yang besarannya melebihi laju pertumbuhan ekonomi," beber dia.
Indikator lain, sambung anggota Banggar DPR, serapan anggaran sebesar 91,2% adalah sangat bagus karena di awal tahun dengan isu hambatan soal nomenklatur anggaran karena pergantian nama dan penggabungan kementrian sempat menjadi kendala yang serius soal penyerapan anggaran.
Menurut dia, penerimaan pajak sebesar 83% dengan mencapai angka 1.055 Triliun hanya untuk penerimaan pajak saja ini perlu diapresiasi karena angka tersebut dicapai di saat kondisi ekonomi global sedang melambat yang berimbas pada kondisi ekonomi regional dan ekonomi nasional yang dalam situasi terkena konstraksi kondisi tersebut.
"Pencapaian penerimaan pajak di atas 1.000 triliun tersebut adalah sejarah baru penerimaan pajak di Indonesia," ucap politisi Golkar itu.
Dalam konteks realisasi APBN-P 2015, Misbakhun mengaku optimis kondisi ekonomi 2016 akan bisa memberikan banyak harapan karena pemerintah pada 2015 sudah berhasil melalukan stabilisasi dan membangun kepercayaan pada Pemerintahan yang baru.
"Faktor kepercayaan ini sudah tertanam dengan baik dan ini akan menjadi signal positif untuk membangun hubungan dengan sektor riil yang semakin dipacu untuk ikut menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di tahun 2016," pungkas dia.