TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina EP berhasil mengebor sumur eksploitasi melebihi target yang sudah ditetapkan meski harga minyak dan gas bumi (migas) sangat rendah.
Dari 37 sumur yang diproyeksikan pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015, Pertamina EP berhasil mengebor sumur baru eksploitasi sebanyak 40 sumur atau setara 140 persen.
Rony Gunawan, President Direktur Pertamina EP menjelaskan tidak hanya sumur eksploitasi yang gencar dibor, perusahaannya juga menyelesaikan pengeboran sembilan sumur eksplorasi.
“Produksi minyak dari 40 sumur baru eksploitasi itu untuk meminimalkan decline rate produksi sepanjang tahun lalu,” kata Rony, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan meski kondisi industri migas global masih belum mengalamai perbaikan terutama harga minyak yang masih terus berada di bawah 40 dolar AS per barel, Pertamina EP tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kegiatan produksi.
“Komitmen kami adalah tidak boleh mengurangi produksi,” tegas Rony.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk terus mempertahankan produksi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, diantaranya melalui kegiatan reaktivasi sumur, reparasi dan berbagai kegiatan lain yang tidak membutuhkan biaya dan investasi yang lebih besar. Sementara kegiatan-kegiatan yang membutuhkan investasi besar, sementara akan ditahan dulu, menunggu situasi global dan harga minyak membaik.
Kesuksesan kegiatan pemboran yang dilakukan Pertamina EP di 2015, lanjut Rony, berkat berbagai inovasi yang dilakukan oleh pekerja Pertamina EP di hampir semua lapangan.
Di beberapa lapangan yang selama ini tidak ekonomis jika dilakukan kegiatan pemboran dengan menggunakan teknologi drilling, dilakukan inovasi melalui mesin pompa, sehingga bisa menghasilkan minyak meski jumlahnya hanya 5-10 barel.
“Walaupun jumlahnya tidak besar, tetapi bisa menambah produksi kami di lapangan yang selama ini tidak ekonomis kalau dibor menggunakan mesin drilling,” jelasnya.
Direktur Eksplorasi Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menambahkan kesuksesan kegiatan pengeboran dan juga work over, tidak lepas dari inovasi dan efisiensi yang dilakukan oleh karyawan Pertamina EP. Ia mencontohkan, anggaran untuk kegiatan pengeboran 10 sumur, ternyata bisa dimanfaatkan untuk menambah kegiatan pengeboran.
Selain kegiatan pengeboran, Pertamina EP juga sukses melakukan kegiatan work over bahkan melebihi target yang sudah ditetapkan. Dari rencana 13 sumur work over, terealisasi sebanyak 29 sumur. Dari 29 sumur work over tersebut, termasuk 7 kegiatan fracturing dan 1 POP.
Target 2016
Pertamina EP berencana melakukan pengeboran 12 sumur di 2016. Lapangan yang dipilih di lapangan-lapangan yang memiliki prospek dan potensi cukup besar. “Lokasi yang kami pilih untuk di 2016, tentu lapangan-lapangan yang memang masih memiliki potensi besar. Jawa Barat dan Sumatera Selatan, masih menjadi pilihan utama,” tegasnya.
Sementara terkait realisasi produksi di 2015, Rony Gunawan mengatakan produksi migas Pertamina EP pada 2015 memang belum mencapai target yang ditetapkan dalam RKAP. Faktor harga minyak dunia yang masih melemah menjadi alasan utama, ditambah lagi, kondisi sumur minyak Pertamina yang mayoritas sudah berusia tua serta kondisi geografis Indonesia, dimana lapangan Pertamina EP tidak berada di satu lokasi, tetapi tersebar di 50 kabupaten dan 14 provinsi di Indonesia.
Pada 2015, produksi minyak Pertamina EP sebesar 100.555 barel per hari (bph) atau 87 persen dari target 115.100 bph. Sementara produksi gas terealisasi sebesar 1,015 MMSCFD atau 97 persen dari target sebesar 1,052 MMSCFD. Sementara untuk 2016, target produksi minyak Pertamina EP sebesar 103 ribu bph dan target produksi gas sebesar 1.064 MMSCFD.