TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kereta cepat koridor Jakarta-Bandung segera dibangun. Untuk menggerakkan kereta itu dibutuhkan tenaga listrik sebesar 75-100 megawatt.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiyawan di sela acara peletakan batu pertama kereta cepat di Kebun Teh Mandalawangi Maswati, Kecamatan Cikalingwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016).
"Untuk itu, rencananya KCIC bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan direncanakan dalam jangka panjang akan membangun power plant sendiri untuk memastikan tidak ada gangguan pasokan listrik saat kereta beroperasi," ucapnya.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yaitu, Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar dengan jarak tempuh 140,9 km.
Di setiap stasiun, akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru di koridor Jakarta-Bandung.
"Di Walini, misalnya akan dibangun Kota Baru Walini dan di Tegalluar juga dibangun kawasan industri berbasis IT," ucapnya.
Kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi 5,573 miliar dolar AS tanpa menggunakan APBN dan jaminan pemerintah. Investasi ini dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.
"Setelah groundbreaking, kita langsung melakukan pengerjaan konstruksi. Ini kita lakukan untuk mengejar target konstruksi tuntas 2018, sehingga kereta cepat sudah beroperasi tahun 2019," ujarnya. (Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani)