TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA - Peluang investasi properti tahun 2016 akan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelum, hal ini dapat terlihat dari beberapa indikator yang ada.
Managing Director Synthesis Square, Julius Warouw dalam penyampaian peluang investasi Properti 2016 Kamis (28/1/20160 mengatakan indikator itu antara lain adanya pertumbuhan Growth Domestic Product (GDP) di kawasan ASEAN termasuk Indonesia yang cenderung stabil, termasuk tingginya investasi Penanaman Modal Asing dibidang properti yang lebih besar sekitar 50 persen dibandingkan Penanaman Modal Dalam Negeri.
Selain itu adanya upaya pemerintah memberikan tax amnesty juga turut menyumbang bergairahnya investasi properti tahun ini.
Bahkan menurut Asian Development Bank dan World Bank memprediksi ekonomi Indonesia akan menikmati pertumbuhan ekonomi 5,3 persen - 5,4 persen pada 2016, atau lebih tinggi dibanding tahun ini. Melihat kondisi ini, Coldwell Banker Commercial memperkirakan pasar properti akan bertumbuh positif.
Meski pasar properti tumbuh lebih baik namun Julius mengingatkan agar developer berhati-hati dalam mengembangkan bisnisnya, harus dilakukan pengkajian yang benar tidak hanya berdasarkan asumsi-asumsi saja.
“ Bila tidak dilakukan pengkajian secara benar dikhawatirkan hasil produk-produk yang dibuat justru tidak akan dengan mudah terjual," ungkap Julius.
Selain itu, developer juga harus memiliki bisnis model yang baru disamping itu developer harus menempatkan permintaan bukan hanya memperhitungkan oputunity dan harus hati-hati dengan euforia, apa yang terjadi pada 2 tahun terakhir mungkin tidak mencerminkan perilaku pasar nyata.
Begitu juga bagi calon investor harus mempertimbangkan investasi jangka menengah bukan hanya jangka pendek fokus pada produk yang memiliki nilai tambah, pikirkan mereka yang akan tinggal di sana dan keunikan produk.
Untuk genjot pasar properti setidaknya menurut Julius pemerintah harus mengeluarkan kebijkasanaan yang jelas dan kebijaksanaan itu hendaknya harus tetap dan tidak berubah ubah.Selain itu pemerintah dan pengusaha harus berjalan berdampingan.
Pada kesempatan yang sama Julius mengutarakan meski pemerintah telah memberikan kesempatan kepada WNA untuk dapat memiliki properti di Indonesia, kondisinya sejauh ini belum menarik.
”Ada baiknya pemerintah memberikan kepastian hukum untuk hal yang satu ini .”