TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hingga saat ini masih menyamakan pemikiran dengan beberapa pihak terkait pengoperasian maskapai berpelat merah di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
"Sejauh ini kami masih melakukan konsolidasi baik ke dalam, dengan Pertamina atau Pelita, dan juga keluar dengan Kementerian Perhubungan," kata VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar saat dihubungi Tribun, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Menurutnya, konsolidasi dengan beberapa pihak sangat penting agar semua instansi dapat bersatu dan memiliki keinginan yang sama dalam membangun konektivitas antar wilayah.
"Ini perlu dipahami dengan baik di semua pihak, karena semangat untuk sinergi, (komunikasi dengan Kemenhub) sudah dilakukan pihak Pelita, selaku pengelola bandara nantinya," ucapnya.
Pada tahun lalu Garuda bersama PT Pertamina (Persero) menandatangani perjanjian pemanfaatan aset bersama kedua perusahaan, satu diantaranya pemanfaatan Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, sebagai bandara komersial.
Garuda sendiri menargetkan pengoperasian pesawat jenis ATR di bandara tersebut pada Maret 2016, untuk beberapa tujuan seperti Samarinda, Yogyakarta, Lubuk Linggau dan lainya.
Di sisi lain, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan menolak Bandara Pondok Cabe dijadikan sebagai bandara komersial, dengan alasan padatnya frekuensi penerbangan di wilayah tersebut.
"Tidak mungkin, sebab itu ruang udaranya tabrakan dengan Bandara Halim dan Soekarno-Hatta," ucap Jonan.