TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hunian vertikal atau lebih dikenal dengan sebutan rumah susun sederhana milik (rusunami) saat ini banyak dibangun di kota-kota besar. Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi backlog yang mencapai 13,5 juta sampai akhir 2015.
Salah seorang broker property Abdi Mirza (42) mengakui bahwa rumah tapak masih menjadi dambaan masyarakat terutama di kota urban dibandingkan rusunami atau apartemen.
Karena budaya masyarakat Indonesia yang masih sering kumpul dengan keluarga dan membutuhkan halaman, Mirza yakin trend rusunami belum berkembang dengan baik.
"Kalau sekarang trend masih landed house, rumah tapak, atau kontrakan dijadikan rumah tinggal," ujar Mirza kepada Tribunnews.com, di BTN Indonesia Property Expo 2016, di Jakarta, JCC, Sabtu (20/2/2016).
Mirza memaparkan segmen rusunami atau apartemen hanya cocok untuk anak muda atau pasangan yang baru menikah. Karena kebutuhan lahannya tidak sebanyak yang sudah berkeluarga yang memiliki banyak keturunan.
"Apartemen belum tepat sekarang, apartemen cocoknya anak muda dan ekspatriat," ungkap Mirza.
Mirza berharap lima tahun mendatang pengembang properti bisa segera mengubah konsep apartemen yang minimalis menjadi lebih luas. Karena ke depannya, Mirza memprediksi lahan untuk rumah tapak akan habis terbangun.
"Harusnya pengembang sudah bisa melihat perubahan dari permintaan pasar, jadi jangan terlalu kecil ukuran apartemen," kata Mirza. (Fajar Pratama)