TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Peristiwa bom di Sarinah beberapa waktu lalu masih menyisakan luka mendalam bagi Indonesia. PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa Indonesia mengambil inisiatif mengedukasi para klien terkait peningkatan manajemen risiko terorisme (risk management terrorism).
Koji Masugi, Vice President Director PT Asuransi Sompo Japan Nipponkoa Indonesia mengatakan, pihaknya belum memiliki produk khusus untuk meng-cover kerugian yang disebabkan oleh aksi terorisme.
Sebenarnya, saat ini pemerintah telah memiliki konsorsium untuk menanggulangi terorisme, dimana Asuransi Sompo menjadi salah anggota asuransi yang meng-cover ini.
"Kami juga mempunyai perusahaan terkait bernama Canopius. Mereka bisa men-support kita jika ingin meng-cover terorisme. Jadi sebenarnya kita bisa melayani asuransi untuk terorisme," ujar Masugi kepada KONTAN.
Sejauh ini, Sompo belum dapat memprediksi potensi pangsa pasar asuransi terorisme. Karena semenjak insiden bom di Sarinah kemarin, orang baru mulai menyadari pentingnya asuransi terorisme. Namun saat ini, perusahaan butuh untuk memperbaiki risk management mereka terlebih dahulu.
Asuransi Sompo saat ini fokus mengedukasi para klien dari berbagai perusahaan untuk meningkatkan risk management. Sebelum perusahaan menggunakan asuransi terorisme, sebaiknya membenahi risk management terlebih dahulu.
Bagian yang terpenting, kata Masugi, perusahaan harus melindungi sumber daya manusia, dalam hal ini para pekerja. Produk terkait proteksi atas bahaya terorisme akan datang setelah perusahaan terlebih dahulu memitigasi risiko.
Reporter: Dina Farisah