TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tahun 2016 Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta wisatawan nusantara (wisnus).
Target tersebut di perbesar untuk tahun 2019 sebesar 20 juta Wisman dan 275 juta Wisnus. Demikian target-target promosi pariwisata yang disampaikan Menteri Arief Yahya berulang diberbagai kesempatan.
Menyambut niatan promosi pariwisata yang begitu besar dari kementerian, DPR Pun menyetujui kenaikan anggaran hingga empat kali lipat.
Semula 300 miliar, kini anggaran pariwisata yang dikelola kementerian mencapai hingga Rp 1,2 triliun. Walau tidak sebesar Malaysia yang mencapai setara Rp 3,6 triliun untuk mempromosikan “trully asia,” anggaran ini dinilai cukup besar dan menandakan keseriusan pemerintah mempromosikan pariwisata.
Anggota Komisi Kebudayaan Fraksi NasDem, Kresna Dewanata Phrosakh merasa perlu untuk menagih penerapan program-program pariwisata yang dijalankan Kementerian Pariwisata.
Pasalnya, menurut Dewa, Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa namun belum dikelola serius untuk menjadi sumber pendapatan negara.
Dia menyakini dengan penganggaran yang besar pada tahun ini, semestinya sudah ada langkah-langkar riil yang terasa baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat di lokasi pariwisata.
"Makanya Kemenpar harus bisa menjalankan program wonderfull Indonesia ini dengan all out. Lantas dibantu oleh Komisi X dalam hal pengawasan dan anggaran," ujarnya saat di hubungi, Rabu (24/2/2016).
Dengan demikian banyaknya potensi objel pariwisata Indonesia, Tokoh KNPI Kabupaten Malang ini mendukung gerakan sadar wisata dilaksanakan di seluruh pelosok negeri.
Dia sangat berharap Kementerian Pariwisata menjadi avant garde promosi pariwisata Indonesia yang kaya akan budaya dan destinasi wisata.
"Saya sangat mendukung gerakan sadar wisata di seluruh pelosok negeri ini. Dan juga mendorong pemerintah untuk menekan destinasi-dinasti wisata artifisial, termasuk menggenjot wisata alam," tegasnya.