TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rapat Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman disimpulkan beberapa cara dalam menurunkan dwelling time. Salah satu cara paling ampuh yaitu menggunakan kereta pelabuhan.
Advisor Menko Maritim Laksamana Marsetio memaparkan penggunaan kereta pelabuhan bisa membantu mengurangi kontainer yang menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok. Rencananya Kemenko Maritim meminta Kementerian Perhubungan membangun dua jalur, sehingga barang yang diangkut bisa lebih banyak.
"Jadi satu jalur kereta bisa angkut 540 teus per hari. Pak Menteri perintahkan jangan 1 track, 2 track dong," ujar Marsetio di kantor Kemenko Maritim, gedung BPPT I, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Marsetio menjelaskan selama ini dari Pelabuhan Tanjung Priok memakai jalan darat bisa menempuh waktu berhari-hari. Sedangkan memakai kereta, Marestio yakin hanya cukup menempuh perjalanan kurang lebih dua jam.
"Dari Tanjung Priok ke Cikarang Dry Port butuh waktu berapa jam. Coba kalau pakai mobil truck bisa berapa hari," ujar Marsetio.
Saat ini progres pembangunan infrastruktur kereta pelabuhan sudah mencapai 95 persen. Rencananya pada akhir Maret 2016, kereta yang mengangkut barang dari Tanjung Priok bisa dioperasikan.
"Persiapan kereta pelabuhan sudah 95 persen artinya sudah siap digunakan," kata Marsetio.
PT KAI (persero) akan ditunjuk sebagai operator dalam kereta pelabuhan tersebut. Pemerintah pun ditargetkan Presiden Joko Widodo untuk bisa menyelesaikan masalah dwelling time dari 3,6 hari menjadi dua hari.