TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menegaskan tak meninggalkan permintaan pelanggan yang ingin memiliki telepon rumah.
“Kami tak pernah menolak atau meninggalkan pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah saja. Bisa dilihat laporan keuangan Telkom untuk 2015, pelanggan telepon rumah milik Telkom sebanyak 10,277 juta rumah tangga naik 6 persen dari 2014 sebesar 9,698 juta rumah tangga,” tegas VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo di Jakarta, Senin (14/3/2016).
Secara bisnis, sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (POTS) kurang bergairah. Hal ini bisa dilihat sepanjang 2015 Telkom hanya mendapatkan pendapatan Rp 7,8 triliun turun 7,1 persen dibandingkan 2014 sebesar Rp Rp 8,4 triliun.
“Kalau bermain POTS saja, trennya akan stop. Karena itu kami tawarkan triple play mengingat tren ke depan memang kearah itu. Saat ini Telkom memiliki sekitar 1,2 juta pelanggan IndiHome,” katanya.
IndiHome adalah layanan yang bertopang pada infrastruktur Fiber To The Home (FTTH) agar pengguna mampu mengakses internet dengan kecepatan hingga 100 Mbps, konten UseeTV yang sudah didukung gambar High Definition (HD), dan gratis telepon dalam menit tertentu untuk jangkauan lokal atau interlokal. Konsep bundling ini dikenal dengan Triple Play.
Namun, masyarakat banyak menyorot unbundling Triple play yang berujung ditariknya berlangganan telepon rumah.
“Hal itu (isu unbundling) harus diluruskan. Ini sebenarnya sama dengan jika membeli paket makanan di restoran cepat saji. Jika mau beli Paket Combo, dapatnya nasi, ayam goreng,kentang goreng, dan minuman. Nah, kalau pingin beli ayam goreng saja tetap dilayani bukan? Tetapi namanya bukan Combo lagi,” paparnya.
Dijelaskannya, Indihome merupakan layanan bundling produk telepon rumah, internet dan IPTV. Sebagai layanan bundling, pricing-nya adalah satu yang dituangkan dalam satu kontrak berlangganan.
“Karena merupakan layanan bundling sesuai dengan kontrak berlangganan, pemasangan dan aktivasinya pun dilakukan bersamaan,” ujarnya.
Namun, apabila pelanggan hanya menginginkan layanan telepon rumahnya saja, maka akan dituangkan dalam kontrak berlangganan telpon rumah. Pada saat peralihan dari IndiHome ke telpon rumah saja tidak mengganggu layanan telepon rumah yang eksisting.
Demikian pula jika ada pelanggan baru yang menginginkan layanan telpon rmh saja akan dilayani juga tidak dengan nama IndiHome tapi nama produknya telepon rumah. “Tapi kalau langganan telepon rumah saja, bonus seribu menit hilang. Seribu menit itu setara dengan sejuta rupiah,” katanya.
Sekadar diketahui, saat ini Telkom satu-satunya yang memberikan layanan layanan jasa telepon dasar (Jaspondas) di jaringan telepon tetap (Jartap). Indosat yang juga
memiliki izin ini kabarnya mengajukan perubahan modern lisensi seiring berhentinya layanan StarOne.
Telkom juga satu-satunya yang murni menawarkan Triple Play dimana layanan teleponi, akses internet, dan TV /video rich content disatukan dalam bundled services.
Sementara pemain Fixed Broadband lainnya karena tak memiliki lisensi Jaspondas biasanya memberikan layanan double play yaitu akses internet dan TV/Video atau One Play berupa akses internet saja.
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono mengatakan Triple play itu tren teknologi dan merupakan peningkatan layanan kepada masyarakat.
“Mengomunikasikan Triple play di tengah masyarakat yang terbiasa dengan One Play (Jaspondas) ini bukan perkerjaan mudah. Operator harus bisa mengomunikasikan ke masyarakat kalau perlu dengan cara sistem komersial dimana bisa menonjolkan keuntungan kalau pengguna berlangganan secara triple play dibandingkan kalau One Play,” katanya.