News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Transportasi Online

Urus KIR dan Argo Disamakan, Sopir Taksi Siap Bersaing Sehat dengan Grab dan Uber ‎

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi angkutan menutup jalan Tol Dalam Kota saat melakukan aksi unjuk rasa di Depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Aksi yang dilakukan sejumlah pengemudi angkutan seperti pengemudi taksi, bajaj, dan bus tersebut mendesak pemerintah untuk menghapuskan angkutan dengan sistem berbasis aplikasi online. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Ratusan sopir taksi mengeluhkan pendapatan mereka yang kian kecil karena adanya angkutan berbasis online seperi Uber dan Grab.

Menurut mereka, baik Uber maupun Grab adalah angkutan ilegal karena tidak mengurus KIR dan plat nomor mereka hitam layaknya mobil pribadi bukan kuning seperti angkutan lainnya.

Evatriyono, pengemudi taksi Ekspres mengatakan pihaknya siap bersaing sehat dengan para pengemudi Grab dan Uber namun syarat utamanya argo mereka ‎harus disamakan.

"Yang kami mau itu aplikasinya tutup dulu lah. Lalu Uber dan Grab itu argonya disamakan seperti kami dan mereka juga harus bayar KIR. Kalau sudah begitu kami gak bakal marah, ya kita bersaing sehat saja," tegasnya, Rabu (23/3/2016).

Ditanya soal pendapatan yang kian merosot, Evatriyono membeberkan semenjak ada Grab dan Uber dalam sehari ia hanya mendapat uang Rp 200-150 ribu.

Padahal sebelum ada aplikasi angkutan berbasis online, pria asal Bumiayu ini bisa mengantongi uang Rp 900-800 ribu per harinya.

"Hari gini, dapat uang Rp 500 saja sehari sudah susahnya minta ampun. Saya keluar pagi ketemu pagi lagi cuma dapat Rp 150 ribu, mentok-mentok Rp 200 ribu," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini