TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berharap PT Pertamina (persero) bisa ikut andil dalam pengelolaan Blok Masela. Kehadiran perusahaan BUMN di Lapangan Abadi ditargetkan sebelum Final Investment Decision (FID) yang diputuskan oleh kontraktor Inpex dan Shell.
"Tentang Pertamina masih dibahas apakah mereka masuk pakai mekanisme farm in. Kita harapkan sih Pertamina sebelum 2018 ada di dalam," ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Saat ini pemerintah mengirim surat ke SKK Migas untuk merespon usulan atas persetujuan revisi Plant Of Development (POD) 1. Isinya, meminta SKK untuk mengembalikan usulan revisi POD dan mengkaji kembali berdasarkan metode onshore sebagaimana diputuskan Presiden.
Menteri ESDM Sudirman Said memaparkan SKK Migas sudah berkomunikasi dengan para investor yakni Inpex dan Shell sebagai kontraktor Blok Masela. Pertemuan tersebut membahas mengenai penggarapan onshore.
"Karena bagaimana investor akan punya sikap. Tadi malam sudah dijelaskan oleh SKK Migas ke investor," kata Sudirman.
Sudirman juga menugaskan kepada SKK Migas untuk komunikasi dengan pimpinan daerah. Karena itu pemerintah berharap polemik mengenai pengelolaan Blok Masela sudah berhenti.
"Ingin saya garis bawahi, proyek ini pelaksanaannya masih 8 sampai 10 tahun akan datang. Kalau kita biarkan masyarakat berpolemik sangat tidak bijak," papar Sudirman.
Sudirman juga berpesan kepada SKK Migas secara ketat mengawal proses pengkajian. Tujuannya agar tidak terjadi penundaan keputusan FID terlalu lama.