News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat: Jangan Batasi Pertumbuhan Industri Hasil Tembakau

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani memetik pucuk daun tembakau untuk menjaga kualitas di Desa Cibiru, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Minggu (7/2/2016). Petani tembakau mengaku kesulitan menjaga kualitas akibat curah hujan yang meninggkat beberapa waktu terakhir. harga tembakau kering Rp 40.000 per kilogram untuk didistribusikan kesejumlah daerah. TRIBUN JABAR/BUKBIS CANDRA ISMET BEY

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, mengatakan saat ini industri hasil tembakau mengalami gempuran dari berbagai sisi.

Menurut Salamuddin, gempuran tidak hanya datang dari kampanye hitam yang dilakukan kelompok antitembakau. Pemerintah pun, akibat pengaruh kuat dari kelompok antitembakau, dinilainya mengeluarkan banyak regulasi yang pada intinya membatasi pertumbuhan IHT.

Ia pun menilai tudingan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia, dan LSM anti tembakau yang menyebut industri rokok memengaruhi proses pengambilan kebijakan sembari memanfaatkan korupnya eksekutif dan legislatif, cenderung tendensius.

"Interaksi itu wajar. IHT kan memang di bawah kendali pemerintah. Karena demokrasi menuntut hal seperti itu, yang tidak boleh kan menyuap secara tertutup," kata Daeng, Senin (28/3/2016).

Daeng justru mewanti-wanti, saat ini banyak dana-dana asing dari berbagai perusahaan asing dan lembaga internasional mengucur deras ke berbagai kelompok kepentingan di Indonesia yang justru berkeinginan mempengaruhi kebijakan nasional. Contoh kongkretnya adalah dana-dana asing untuk kelompok antitembakau itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini