TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) saat ini berjumlah 3,5 juta orang. Rencananya ada penambahan sekaligus diperluas kepada 2,5 juta menjadi total 6 juta penerima, dengan anggaran pemerintah Rp 9,98 triliun.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa Pencairan menilai pendistribusian PKH tahap pertama pekan ketiga April sudah selesai, sedangkan tahap kedua pada Juni ini. Pada tahap pertama ada bantuan tetap Rp 500 ribu cair sekali setahun.
"Jadi PKH yang diterima tahap pertama maksimal Rp 1,350 juta, ” ujar Khofifah.
Ke depan, PKH selain meningkatkan derajat kesehatan bumil dan balita. Juga, bisa melahirkan generasi penerus berkualitas dan Sumber Daya Mansusia (SDM) yang unggul.
“Selain bisa meningkatkan derajat kesehatan bumil dan balita, anak-anak penerima PKH ditingkatkan pendidikan mereka agar menjadi generasi penerus berkualitas dan SDM yang unggul, ” harap Mensos.
Bagi siswa SD, kata Mensos, mendapatkan bantuan Rp 450 ribu, SMP Rp 750 ribu, serta SMA Rp 1 juta, dengan empat kali pencairan dalam setahun.
“Setiap siswa SD, SMP dan SMA mendapat bantuan dengan empat kali pencairan dalam setahun, ” tandasnya.
Para siswa yang mendapatkan bantuan tersebut, syaratnya adalah dari Keluarga Sangat Miskin (KSM) dari 7 persen keluarga dengan ekonomi terbawah.
“Siswa yang mendapatkan bantuan PKH itu adalah 7 persen dari KSM, dan pada Juni ini ditingkatkan menjadi 11 persen dari keluarga dengan status ekonomi terbawah, ” ucap Khofifah.
Bantuan PKH terhadap para siswa tersebut, diharapkan bisa membantu untuk menyiapkan kebutuhan sekolah, seperti tas dan buku-buku. Sehingga mereka kembali semangat untuk belajar dan bersekolah demi masa depan.
“Bantuan yang diterima tersebut, bisa membantu kebutuhan sekolah, seperti untuk membeli tas dan buku-buku, serta mendorong semangat untuk belajar dan bersekolah kembali," papar Khofifah.