TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PeaceSoft Group siap menghadapi pertarungan bisnis e-commerce, pasca Alibaba mengakuisisi Lazada yang telah beroperasi di enam negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailan, dan Vietnam.
"Dengan strategi yang kami sebut people war, bila Jack Ma (pendiri Alibaba) menganalogikan Alibaba sebagai seekor buata di Sungai Yangtze, kami akan menjadi sekelompok piranha untuk berkompetisi dengan Alibaba secara imbang," ujar CEO PeaceSoft Group, Nguyen Hoa Binh dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Binh yang juga Co-founder sekaligus juru bicara Asosiasi E-Commerce Vietnam (VECOM) menuturkan, PeaceShoft Group merupakan perusahaan induk dari ChoDientu.vn (market place di Vietnam), Weshop Global dan layanan berbasis online lainnya, tidak gentar menghadapi tantangan dari Jack Ma.
Di Vietnam PeaceSoft telah menyiapkan platform e-commerce terbesar kedua, ChoDientu.vn untuk menandingi Alibaba.
"Online marketplace lokal bukan hanya tempat dimana kita berdiri melawan para pemain besar, dengan pengembangan WeShop Global di Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura dan Vietnam, kami menyasar pasar yang jauh lebih besar yang belum terukur, melalui salah satu model e-commerce lintas batas yang telah terbukti performanya," tutur Binh.
Binh mengatakan, keberlangsungkan bisnis e-commerce tidak selalu ditentukan oleh modal yang besar, tetapi yang terpenting yaitu harus memiliki strategi unik dan memiliki tim yang mengerti sepenuhnya pemahaman berbasis lokal.
"PeaceSoft Group memilih stategi yang mengakar dengan berinvestasi di layanan infrastruktur untuk menciptakan nilai jangka panjang dan mendongkrak kualitas pelayanan pada pembeli dan penjual," tutur Binh.
PeaceSoft Group pertama kali masuk ke Indonesia dua tahun lalu lewat marketplace weshop.co.id.
--