TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Pemerintah mengapresiasi produsen printer yang terus meningkatkan kandungan lokal.
Ke depan, industri elektronika di dalam negeri diharapkan terus berkembang menjadi bagian dari Supply Chain produk elektronika dunia.
"Ada sekitar 250 perusahaan produsen elektronika dan komponen baik dalam rangka ekspor maupun dalam negeri,"kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pabrik printer milik PT Indonesia Epson Industry di Kawasan Industri EJIP Cikarang-Bekasi, Jawa Barat. Jumat (22/4/2016).
"Kita optimistis, Indonesia semakin banyak mengapalkan printer ke pasar dunia dan menjadi basis produksi global," tambahnya.
Presiden Direktur PT Indonesia Epson Industry Eiichi Abe mengatakan Indonesia merupakan mitra bisnis yang strategis.
"Ke depan, semakin dibutuhkan hubungan yang kuat dengan pelaku supporting industries dan masyarakat," katanya.
Dalam acara ini, turut hadir mantan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Duta Besar Jepang Tanizaki Yasuaki, Managing Director Seiko Epson Corporation Koichi Kubota, Anggota DPR Daniel Lumban Tobing.
Kemudian, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan dan Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Zakiyudin
Menperin menambahkan, ekspansi industri elektronika menjadi salah satu andalan mendongkrak kinerja ekspor.
Tercatat, share ekspor Indonesia ke ASEAN saat ini mencapai 23% (tumbuh 11,39%) dan ke luar ASEAN sebesar 77%.
Pertumbuhan ini ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 1 % pertahun sehingga pada tahun 2030 share ekspor Indonesia ke ASEAN diharapkan dapat mencapai sebesar 40%.
Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk terus mengambil langkah pengembangan fasilitas yang mendukung pertumbuhan industri.
Seperti pembangunan infrastruktur, energi dan transportasi serta fasilitasi lainnya yang dapat meningkatkan daya saing industri.
Epson menempati kawasan seluas lebih dari 255 ribu meter persegi, menyerap tenaga kerja total 14 ribu orang, dan direncanakan terus bertambah.
Kandungan lokal produk yang dihasilkan Epson telah mencapai 70% sehingga memberikan ruang bagi tumbuhnya industri penunjang dalam negeri dimana saat ini telah melibatkan sekitar 129 perusahaan.
"Kami sepenuhnya mendukung langkah EPSON untuk terus mencapai cita-cita sebagai manufaktur printer nomor 1 di dunia," tegas Saleh Husin.
Di Indonesia, Epson beroperasi mulai 1995 dan sesudah berinvestasi terakhir pada 2012 serta tahun ini mengoperasikan pabrik teranyar.
Epson telah membelanjakan total investasi USD 94,6 Juta atau sekitar Rp 1,25 triliun dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 13.200.
Sedangkan untuk membangun pabrik baru, Epson menanam investasi sekitar USD 30 juta.