News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ewindo dan Salim Group Kembangkan Benih Kentang Skala Besar

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani kentang melakukan pemanenan di lahan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ Perusahaan usaha riset benih sayuran hibrida berbasis teknologi asal Belanda Enza Zaden dan East-West Seed melalui anak usahanya di Indonesia.

Yakni, PT East West Seed Indonesia (Ewindo) kerjasama bersama Salim Group dalam rangka kegiatan penelitian, pengembangan, produksi dan pemasaran benih kentang hibrida.

President Director Ewindo Glen Pardede mengatakan, ‎kerjasama antara Ewindo dan Salim Group yang berbasis di Indonesia ini merupakan kemitraan strategis antara kedua negara yang bertujuan untuk mendorong kesejahteraan petani kentang di Indonesia.

Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh President Director Ewindo Glenn Pardede bersama perwakilan dari Salim Group Paulus Moleonoto (juga Direktur dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dalam acara Business Forum, di Den Haag, Belanda.

Acara ini dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kepala BKPM Franky Sibarani beserta perwakilan delegasi RI lainnya.

Menurutnya, ‎persoalan utama petani kentang di Indonesia saat ini adalah ketersediaan benih berkualitas, dimana dengan adanya upaya pemanfaatan teknologi tinggi, riset dan pengembangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kentang.

"Kerjasama ini juga akan memberdayakan petani dengan teknologi yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi dan pasar yang stabil. Kami ingin menciptakan sebuah rantai pasokan yang berkelanjutan agar tercipta lingkungan yang lebih baik, tanaman yang lebih baik dan makanan yang lebih baik," kata Glenn dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Pemanfaatan teknologi tinggi dalam produksi benih kentang, kata Gleen, akan membuat hasil benih setiap tanaman kentang lebih banyak, benih yang dihasilkan lebih bebas dari hama dan penyakit, serta kontinuitas produksi menjadi lebih terkontrol dan efisien.

"Benih berkualitas ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas petani hingga mencapai 25 ton per hektar atau dua kali lipat rata-rata produktivitas petani kentang saat ini," tuturnya.

Saat ini, kebutuhan bibit kentang nasional mencapai 300 ribu ton per tahun dengan nilai sekitar Rp 3 triliun, dimana sebagian besar masih disuplai oleh benih dengan kualitas rendah dan hasil produktivitas kentangnya masih rendah yaitu hanya 10 ton hingga 15 ton per hektare.

Jika dibandingkan negara lain, ‎Indonesia masih tertinggal jauh, misalnya China produktivitas bisa mencapai 40 ton per hektar bahkan di Eropa bisa mencapai 50 ton per hektar.

‎"Dengan membaiknya produktivitas petani kentang diharapkan harga kentang segar menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat dan pada nantinya akan menjadi alternatif sumber pangan nasional Indonesia yang lebih baik," ujar Glenn.

Adapun investasi untuk kerjasama antara Ewindo dan Salim Group pada tahap pertama untuk kegiatan tersebut mencapai 10 juta dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini