News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Cara BKPM Genjot Investasi Komponen Otomotif

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, CIBITUNG - Kementerian Perindustrian menargetkan dalam lima tahun ke depan, industri komponen di Indonesia harus bisa melampaui Thailand.

Salah satu caranya, yaitu membuat iklim investasi di sektor ini lebih bergairah.

I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) mengatakan, dalam menciptakan iklim investasi bisa dibantu oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Tugasnya, yakni membuat investor asing bisa melakukan investasi di dalam negeri.

"Pihak BKPM harus bisa membuat para investor asing mau berinvestasi lebih banyak lagi di Indonesia. Sebab, potensi kita ini cukup besar," kata Putu di acara Focus Group Discussion FKIN di Cibitung, Jumat (29/4/2016).

Lantas apa yang akan dilakukan BPKM?

Husen Maulana, Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM menjelaskan, otomotif merupakan industri yang sangat penting dan berkembang di Indonesia.

Belakangan, banyak juga perusahaan berinvestasi, salah satu paling besar, yakni SAIC-GM-Wuling.

"Dari sisi promosi kita sifatnya agresif dan kita terus-menerus melakukan perbaikan dalam hal pelayanan sehingga investor asing yang mau berinvestasi lebih mudah," kata Husen di tempat yang sama.

Dijelaskan Husen, sekarang ini BKPM menyediakan fasilitas agar para investor asing bisa berkonsultasi sebelum investasi.
Sehingga, tidak perlu lewat kementerian terkait dan prosesnya juga semakin cepat.

"Jadi misalnya investor itu mau berinvestasi di Indonesia, dengan datang ke BKPM bisa lebih cepat dan mudah melakukan investasinya. Sebab dalam hitungan jam sudah mengantongi izinnya," ujar Husen.

Menurutnya, jika perusahaan tersebut sudah mendapatkan izin dari BKPM, maka bisa langsung mendirikan bangunan, khususnya di 14 wilayah industri di seluruh Indonesia.

"Ke depannya berharap tidak hanya di 14 daerah saja, kawasan industri lainnya juga bisa ikut bergabung," kata Husen.(Aditya Maulana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini