TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, era pemasaran produk secara online merupakan tuntutan zaman yang tak bisa dianggap sepele.
Tanpa memanfaatkan teknologi digital, produk UMKM akan sulit bersaing dengan produk asing yang masuk ke dalam negeri.
"Memang sudah seharusnya pelaku UKM sudah masuk ke pasar digital. Terlebih lagi bila ingin masuk ke pasar global," ujar Agus di peresmian program pendampingan UMKM menuju pasar global melalui pemasaran online, di Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Bahkan, lanjut Agus, pihaknya sudah menggulirkan beberapa program unggulan dalam pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia. Sekarang izin usaha mikro dan kecil (IUMK) sudah bisa diberikan hanya di level Camat dan Lurah, serta tanpa biaya.
Terkait hak paten produk, Agus mengatakan ada pengurusannya bisa diberikan dalam waktu satu jam saja dan tanpa biaya apapun alias gratis.
Lalu, bagi pelaku usaha yang ingin pelatihan sudah disiapkan program khusus dari Kementerian Koperasi dan UKM.
"Pembiayaan juga ada kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 9 persen serta Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dengan bunga 4,5 persen", papar Agus.
Kadin dan Kemenkop optimis dengan program pendampingan tersebut. Pasalnya, keduanya memiliki lembaga pendamping program yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kemenkop menaungi sebanyak 42 PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) KUMKM, lengkap dengan para konsultan bisnisnya.
Saat ini, sebuah program bernama CATCH (community approach total channel) bersama PLUT tengah berlangsung. Program ini diselenggarakan Kadin melalui e-commerce, yaituukmmarket.co.id, pusat jual beli online yang fokus pada produk UKM di Indonesia.
Dan rencananya, total akan ada 100 PLUT hingga 2018. Sedangkan Kadin memiliki jaringan Kadin Daerah (Kadinda) yang juga siap menempa ketrampilan dan wawasan pelaku usaha.
"Semakin terintegrasinya program pemerintah bersama swasta, semakin sempurna pula upaya mewujudkan cita-cita UMKM yang tangguh dan berdaya saing," kata Agus Muharram.